Perkembangan luas area perkebunan kopi di Indonesia meningkat cukup pesat mulai tahun 1980-2019. Luas area perkebunan kopi pada tahun 1980 adalah 707.464 ha sedangkan pada tahun 2016 meningkat menjadi 1.233.294 ha atau meningkat sebesar 74,33% dengan laju pertumbuhan sebesar 1,61%. Hal tersebut menyebabkan produksi kopi di Indonesia meningkat dengan rata-rata pertumbuhan produksi kopi mencapai 2,44%. Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk pada tahun 2016-2020 diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian permintaan rumah tangga di Indonesia akan kopi juga meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia tersebut.Â
Salah satu desa yang memiliki potensi alam dan budidaya pengolahan tanaman hasil pertanian serta perkebunan yang cukup baik yaitu Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang yang mempunyai Kepala Desa cantik nan anggun bernama Ibu Purwati.Â
Menurut hasil analisis situasi dalam program Penelitian PHIKA Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Ibu Dr. Retno Wulandari beserta anggota penelitian diantaranya Prof. Muhammad Alfian Mizar M. P , Dr. Aminnudin, Dr. Evi Susanti dan beberapa mahasiswa yang terlibat, didapatkan bahwa UMKM "Kampoeng Kopi" perlu inovasi teknologi berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya. Desa ini memiliki luas wilayah 426.310 ha, jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten 47 km, sedangkan jarak tempuh ke ibu kota Kecamatan 5 km. Penduduk Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang sebagian besar hidup dari mata pencaharian pertanian lahan kering, buruh tani dan jasa. Tanaman kopi yang menjadi komoditas utama di desa ini memunculkan branding desa tematik berjuluk "Kampung Kopi". Namun demikian, pemrosesan kopi di Kampung Kopi Desa Sumberdem masih asli, dilakukan secara manual, sendiri-sendiri, belum mendapat sentuhan teknologi secara luas. Kampung Kopi Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang sebagai salah satu produsen kopi di Kabupaten Malang, tidak hanya memproduksi biji kopi matang (roasted bean), tetapi juga pemrosesan biji kopi mulai dari tahap sesudah panen sampai tahap roasting kopi.
Penduduk Desa Sumberdem rata-rata mempunyai lahan kopi dengan seluas 4000m2. Kampung Kopi tidak hanya memproduksi biji kopi matang (roasted bean), tetapi juga pemrosesan biji kopi mulai dari tahap sesudah panen sampai tahap roasting kopi. Panen biji kopi dilakukan setiap 5-9 bulan sekali tergantung musim bunga berlangsung. Namun rata-rata biji kopi akan dipanen setiap 11 bulan sekali. Terdapat 3 proses cara perdagangan di Kampoeng Kopi diantaranya:
- Dijual di pohon ke pengepul/penebas.
- Diproses secara pribadi mulai pengupasan hingga penjualan.
- Diproses sampai menjadi kemasan.
 Nasib para petani kopi masih belum layak dan bisa diperjuangkan karena para petani mempunyai barang namun tidak bisa mematok harga dikarenakan tidak ada standarisasi mulai dari biji kopi hingga kopi menjadi kemasan. Produksi awal UMKM Kampoeng Kopi pada bulan Maret 2020 dengan jumlah anggota 23, 12 diantaranya menjadi pengurus dan lainnya menjadi anggota. Iuran awal anggota sejumlah Rp. 150.000 untuk pembuatan gazebo-gazebo jalan dan tersisa Rp. 900.000.Â
Penanggung Jawab sekaligus Ketua UMKM Kampoeng Kopi, Pak Sukadianto mengatakan bahwa harga kopi untuk penjualan dinaikkan Rp.10.000 dan masuk pada KK (Kampoeng Kopi) masing-masing anggota. Jasa roasting kopi seharga Rp.20.000/anggota dan jasa pengemasan seharga Rp.300. Proses minimal untuk greenbean sebanyak 12 kg selama 2 kali proses. Greenbean dihargai Rp.22.000 selisih Rp.1.000 lebih tinggi dari tengkulak. Pada saat meroasting akan didampingi oleh 3 orang pengurus Kampoeng Kopi. Produksi Desa Sumberdem sebanyak 2 kwintal setiap harinya. UMKM Kampoeng Kopi dapat memproduksi sebanyak 20 kg dalam sehari. Keuangan UMKM sebesar Rp.9.000.000-Rp.10.000.000 yang digunakan sebagai uang bersama dan modal. Stok saat ini per Juni 2021 tersisa 100 bungkus robusta seharga Rp.15.000/200 gram nya. Kampoeng Kopi dapat mengemas sebanyak 25 bungkus untuk setiap harinya. Greenbean selalu distok oleh warga dan terdapat lumbung padi pada setiap rumah anggota Kampoeng Kopi. Proses penjemuran dan pengeringan dilakukan pada masing-masing rumah warga.
Info lebih lanjut tentang Kampoeng Kopi dapat dilihat pada :Â