Udara pagi dingin menusuk tulang, tetesan embun pagi menempel di rerumputan yang nampak hijau. Suara mencicit burung-burung yang terbangun menyambut datangnya sinar matahari, ramai mengalahkan suara embikan hewan ternak dikandang yang minta makan. Gemeretak suara kayu terbakar di tungku masih terdengar jelas, dengan duduk atau jongkok didepan tungku sekedar menghangatkan badan sambil menunggu bakar singkong sebagai ganti sarapan pagi. Beginilah suasana pagi hari di pinggir hutan.
Sinar matahari pagi, masuk menerobos bambu melalui celah-celah dinding bambu. Segelas kopi sudah menanti diatas meja, nampak piring kecil (tatakan gelas) berisikan gula aren yang sudah dipotong-potong siap menemani minum kopi dipagi hari. Gula aren adalah gula yang dihasilkan dari nira pohon enau atau biasa disebut aren.
Pohon aren atau enau adalah tanaman yang dimanfaatkan penduduk, niranya untuk bahan membuat gula, buahnya (kolang-kaling) dapat dipakai untuk campuran minuman, kayunya juga dapat diolah menjadi tepung sagu (aci). Dan pohon aren itu sendiri mampu menyerap air air sehingga sangat baik untuk konservasi lingkungan.
Yang menarik adalah bahwa harga jual gula aren lebih mahal dari gula kelapa, walaupun sama-sama merah. Selisih hargan gula aren bisa dua kali lipat dari harga gula kelapa. Hal ini karena tidak semua orang bisa menyadap pohon aren walau sudah biasa menyadap pohon kelapa. Teknik dan perlakuan atau watak dari penyadap sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya dalam menyadap pohon aren. Belum lagi ada mistis yang berlaku, seperti jangan sekali-kali berani menyadap kalau suasana hati sedang tidak tentram karena sudah dapat dipastikan hasil sadapannya akan jauh berkurang. Perkataan penyadap juga harus dijaga, karena salah-salah pohon aren yang disadap juga akan berkurang bahkan tidak mengeluarkan nira lagi.
Pohon aren dengan batang dan akar yang kokoh merupakan salah satu tumbuhan yang mampu diandalkan sebagai penyeimbang ekosistem dan ekologi. Walaupun akar pohon aren merupakan akar serabut, namun tersebar dan dalam sehingga pohon aren sangat membantu menahan proses erosi tanah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H