Persib Bandung pada Senin 18 Desember 2023. Laga berakhir dengan skor kacamata diwarnai dengan satu kartu merah yang di terima oleh bek tuan rumah, Jajang Mulyana. Dengan hasil ini Bali United tetap berada di peringkat ke 2 klasemen sementara dengan raihan 41 poin sedangkan Persib Bandung berada di peringkat ke 3 dengan 40 poin. Hasil ini juga tetap menjaga rekor tim serdadu tridatu yang tak pernah kalah oleh tim maung Bandung dalam 14 kali pertemuan kedua tim. Setidaknya ada 3 poin mencolok yang bisa diulas dan dianalisa lebih lanjut setelah menonton laga ini. Apa saja ? Simak ulasan dan analisa nya di bawah ini !
Laga lanjutan BRI liga 1 pekan 23 mempertemukan tuan rumah Bali United melawanLini Tengah adalah Kunci
Sebagus apapun striker yang dimiliki sebuah tim sepakbola namun jika tak di imbangi dengan adanya lini tengah yang mumpuni dan kreatif adalah sebuah ke sia-sia an. Contoh nyata yang bisa dilihat adalah performa lini tengah Persib dalam laga malam hari ini. Sebenarnya jika di runut kembali, pemain tengah Maung Bandung sedang mengalami penurunan performa dalam 2 laga terakhir. Imbas nya tentu ke dalam permainan tim yang dimana dalam 2 laga terakhir hanya mampu mendapat 1 poin. Dari 2 laga tersebut, Persib sama sekali tak bisa merayakan selebrasi alias nihil gol !.
Persib dan Bali sama sama turun dengan formasi 4-3-3 dalam laga big match malam hari ini. Namun, harus diakui bahwa Eber Bessa dan kolega lebih mendominasi permainan. Dapat dilihat mereka lebih bisa mengalirkan bola kepada striker sehingga peluang lebih bisa banyak dihasilkan. Sedangkan Persib ? Lebih banyak menunggu dan masih minim kreativitas. Permainan Maung Bandung lebih banyak menggunakan direct ball kedepan mengincar sisi sayap kanan dan kiri mereka.
Kehilangan Madinda di lini tengah cukup terasa ketika tim Persib dalam fase membangun build up. Persib seperti kehilangan penghubung antar lini tengah ke depan. Hal itu adalah yang sering dilakukan Madinda ketika masih bermain bersama Persib. Madinda rajin bergerak secara free role untuk menjemput dan mengalirkan passing atau pun melakukan satu dua sentuhan cepat antar pemain. Stefano Beltrame yang menjadi pengganti Madinda masih belum menunjukan permainan terbaiknya. Stefano sangat berbeda dengan Madinda yang dimana ia lebih memiliki gaya bermain stylish dan mengandalkan umpan-umpan terobosan. Untuk Dedi Kusnandar sendiri bermain apik sebagai pemain jangkar yang bisa memutus serangan lawan dan mematikan sirkulasi bola tim Bali United. Catatan mungkin bisa disematkan kepada Marc Klok. Kita semua tahu kualitas seorang Marc Klok di kancah sepakbola Indonesia. Namun, dalam 2 laga terakhir dan termasuk malam hari ini juga, ia sering kehilangan sentuhan nya dan beberapa kali kurang tepat dalam pengambilan Keputusan. Patut dinanti racikan Bojan Hodak untuk membentuk chemistry yang baru di lini tengah Persib setelah Madinda keluar.
Pressing Tinggi Bali United Matikan Sirkulasi Passing Persib
Alasan utama mengapa Bali United selalu bisa mengatasi Persib adalah bermain pressing tinggi yang di ikuti dengan "bumbu" psikologis dalam pertandingan. Terlihat sepele tapi efeknya sangat berpengaruh di lapangan. Hal itu lah yang dilakukan Bali United pada laga melawan Persib malam hari ini. Mereka berhasil melakukan pressing ketat dan menerapkan garis pertahanan yang cukup tinggi. Sehingga Persib dipaksa untuk bermain direct dan melebar yang mengakibatkan gameplay Persib mudah dipatahkan lawan.
Bali turun dengan formasi awal 4-3-3 yang bisa ber transformasi menjadi 2-4-4 ketika fase attacking. Ketika fase tersebut terjadi, Bali menyisakan hanya 2 pemain di belakang, Elias Dolah dan Jajang Mulyana. Andika Wijaya dan Ricky Fajrin naik ke tengah dan Eber Bessa naik ke depan menjadi additional player membantu 3 penyerang di depan. Strategi ini cukup menyulitkan Persib dalam mengembangkan permainan. Beberapa momen dapat dilihat ketika pemain Persib mendapatkan bola akan langsung di press 2 pemain. Ini terjadi karena Bali unggul pemain dalam menerapkan permainan garis pertahanan tinggi nya.
Hal ini diperburuk dengan kurangnya kreativitas lini tengah Persib dalam melakukan passing. Mereka seringkali tak bisa melakukan switch play maupun melakukan key pass ke area depan. Dengan deadlock yang terjadi tersebut, mendapatkan 1 poin saja rasanya sudah sangat beruntung bagi Persib.
Kurangi Individualitas dan Tingkatkan Kolektivitas
Persib adalah tim yang paling produktif sampai pekan ke 23 malam hari ini. Mereka sudah mengemas 42 gol. Tetapi, ketika melihat lini depan Persib bermain, hal yang bisa dicermati adalah terkadang mereka kurang kolektiv secara permainan. Pada laga malam hari ini contoh nya, ritme serangan seringkali hilang karena Ciro, David, dan Beckham selalu melakukan dribbling yang tidak pada waktu nya. Fase quick counter yang seharusnya bisa dilakukan dengan satu dua sentuhan cepat sering terhambat karena masing-masing pemain pemain depan Persib terkadang terlalu memaksa melewati pemain lawan dengan skill individu.
Masalah ini yang kiranya harus lebih dibenahi oleh Bojan Hodak dan tim pelatih untuk membuat lini serang Persib lebih kolektiv dan tidak individualis.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H