Persib Bandung harus mengakui keunggulan tamu nya Persik Kediri dalam lanjutan liga 1 pekan ke-22 2023/2024 yang dihelat di stadion Gelora Bandung Lautan Api. Maung Bandung harus menahan malu di hadapan puluhan ribu bobotoh setelah 2 gol Persik Kediri yang dicetak oleh Renan Silva dan Anderson Nascimento mampu membenamkan Persib Bandung di kendang nya sendiri. Hal ini membuat Persib Bandung tetap berada di peringkat ke 3 klasemen sekaligus putusnya rekor 14 laga tak terkalahkan mereka. Sedangkan untuk Persik kediri, tambahan 3 poin ini memiliki arti yang amat penting untuk tetap menjaga asa mereka untuk masuk ke dalam championship series.
Lantas, apa yang membuat Persik Kediri bermain solid ? Faktor apa kiranya yang membuat Persib Bandung melempem pada laga semalam ? Simak analisa nya dibawah ini !
Double Playmaker Persik Buat Lini Tengah Persib Tak Berkutik
Satu kata untuk permainan Persik Kediri semalam adalah SEMPURNA. Mengapa ? tim macan putih ini berhasil mematikan lini tengah maung bandung selama 90 menit. Lini tengah Persib begitu leluasa dieksploitasi oleh para gelandang Persik. Faktor kunci terjadi nya hal ini adalah sukses nya peran double playmaker asing Persik dalam memainkan peran di lapangan tengah. Tak berlebihan rasanya untuk memberikan kredit khusus pada dua playmaker asing Persik yaitu Ze Valente dan Renan Silva.
Secara gameplay di lapangan, Persik turun dalam formasi 4-4-2 dan menempatkan Ze valente di bagian gelandang kanan dan Renan silva di bagian gelandang kiri. Keduanya sukses dalam mengalirkan bola dan memainkan switch play dalam fase build up serangan, sehingga permainan Persik tidak monoton dan sulit diantisipasi oleh para pemain Persib. Tak hanya itu, dua playmaker ini memiliki peran yang saling mengisi antar satu sama lain. Dalam beberapa momen, Ze valente bermain agak ke dalam dan tetap di area tengah untuk menjadi penghubung serangan dari belakang ke tengah kemudian tengah ke depan. Sedangkan Renan Silva bermain lebih eksplosif untuk membantu 2 striker Persik di area depan. Kombinasi ini sangat kreatif dan sempurna secara permainan. Hal ini juga mengingatkan kita pada zaman kejayaan Persik Kediri pada tahun 2006 yang dimana mereka juga memainkan dua playmaker secara bersamaan. Kala itu tim macan putih memiliki Danilo Fernando dan Ronald Fagundez sebagai aktor nya.
Pengaruh Kehilangan Madinda dan Frets
Apa rasanya ketika sedang menjalani fase sedang cinta-cinta nya kepada seseorang tetapi harus pisah di tengah jalan ? Ya, semua pasti menjawab sakit dan perlu membiasakan diri tanpa orang tersebut. Hal itu pula yang dapat dilihat di kubu Persib Bandung. Kepergian Levy Madinda yang tak diperpanjang kontrak nya dengan alasan tak masuk skema pelatih hingga Frets Butuan yang harus pergi ke Malut United karena alasan “TUGAS” dari instansi nya tampaknya membuat Persib sedikit linglung dalam laga semalam.
Pengaruh kehilangan Madinda dapat dilihat ketika Persib sedang fase attacking ke area final third lawan. Biasanya, ketika fase ini dilakukan Madinda adalah orang yang menjadi penghubung dan menjadi orang yang menggangu konsentrasi bek lawan. Madinda memang bukan tipikal playmaker stylish ataupun 10 klasik, tapi ia sangat rajin bergerak untuk menjadi penghubung antar lini dan bermain satu dua sentuhan cepat sehingga irama serangan Persib Bandung lebih hidup. Hal tersebut yang nampak hilang dari permainan Persib semalam.
Sedangkan untuk Frets sendiri, kehilangan nya sangat terasa ketika Persib membangun serangan dari sisi sayap. Pergerakan winger produktif yang sering melakukan cutting inside kemudian diakhiri dengan finishing mematikan kini sudah tak bisa kita saksikan. Peran nya kini mulai diisi kembali oleh Febri Hariyadi yang notabene nya masih mengalami kesulitan dalam menemukan performa terbaik nya.
Hal ini diperburuk dengan absen nya Dedi Kusnandar dan coach Bojan Hodak yang memainkan pemain tak sesuai posisi nya. Ezra diplot sebagai pemain nomor 8 yang dimana itu bukanlah spesialisasi dirinya. Ditambah lagi Beckham Putra dan Marc Klok yang turun sejak menit awal pertandingan tetapi sedang mengalami penurunan performa.
Lini Depan Persib yang Masih terlalu Individual
Satu hal yang bisa disoroti dari laga semalam adalah bagaimana lini depan Persib Bandung berkerja dalam melakukan serangan. Di musim ini Persib mempunyai filosofi bermain counter attack atau biasa dikenal dengan serangan balik. Filosofi bermain ini dapat dipahami di mana tim yang bertahan mengambil keuntungan dari momen di mana lawan kehilangan posisi bertahan mereka. Saat lawan melakukan serangan, tim yang bertahan dengan cepat merebut bola dan berusaha segera melancarkan serangan balik dengan cepat dan efisien. Kunci dari filosofi bermain ini adalah kolektifitas ketika membangun sebuah counter menjadi peluru mematikan. Passing passing cepat dan akurat adalah kunci utama dalam konsep ini.
Namun, hal itu tak terlihat dalam dua pertandingan terakhir Persib. Yang pertama adalah saat menghadapi PSM Makasar dan yang paling baru adalah saat menjamu Persik Kediri. Lini depan Persib diisi oleh Trio David, Ciro, dan Febri. Ketiga nya adalah pelari cepat dan memiliki kemampuan dribbling yang kuat. Tapi ketika dianalisa lebih lanjut kekurangan ketiga pemain ini adalah sering melakukan show off yang tak diperlukan. Mencoba melewati dua sampai 3 pemain adalah hal yang seringkali dilakukan pada laga semalam. Sah-sah saja sebenarnya ketika hal itu dilakukan, tetapi ketika terlalu sering maka lawan akan sangat mudah membaca pergerakan tersebut.