Mohon tunggu...
Alfin Fahmi
Alfin Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Individu dengan keahlian administrasi perkantoran dan Microsoft Office, lulusan terbaik SMK Tunas Pembangunan. Berpengalaman. sebagai staf administrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan saat ini melanjutkan studi Ilmu Komunikasi di UPN Veteran Jakarta untuk memperkuat kompetensi di dunia profesional.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995

13 September 2024   22:14 Diperbarui: 13 September 2024   22:19 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

"Ancika: Dia Yang Bersamaku 1995" adalah kelanjutan dari kisah cinta Dilan dan Milea, yang diadaptasi dari sebuah novel karya Pidi Baiq. Film ini mengambil latar belakang waktu setelah berakhirnya kisah cinta Dilan dan Milea, dan menceritakan babak baru dalam kehidupan Dilan saat dia bertemu dengan Ancika

Sinopsis

Ancika Mehrunisa Rabu merupakan siswi kelas 3 SMA yang terobsesi dengan ilmu pengetahuan. Kehidupannya lebih banyak dihabiskan dengan belajar, dan megerjakan tugas di rumah. Ancika merasa kehidupan remaja seperti teman-temannya tidak cocok baginya. Bahkan, ia tak ingin berpacaran lantaran merasa membuang-membuang waktu dan peluang mengejar cita-citanya.

Ancika termasuk cewe yang populer di sekolah, banyak cowo yang berusaha untuk mendekatinya, mulai dari teman lesnya yang merupakan anggota geng motor bernama Bono, hingga ia sempat dijodohka dengan seorang pria dewasa bernama Kang Yadit.

Suatu hari, Ancika datang kerumah kakeknya untuk merayakan ulang tahun sang kakek. Di rumah kakek atau yang sering ia paggil Abah ada sekelompok pemuda yang sedang membahas koleksi motor Abah, salah satu pemuda tersebut adalah Dilan.

Ketika Ancika sudah selesai merayakan ulang tahun sang Abah, ia mendapati teman-teman lesnya sedang diinterogasi oleh Dilan dan teman-temannya. Melihat dua temannya ketakutan ketika diiterogasi oleh Dilan, Ancika pun maju pasang badan melawan Dilan. Ancika yang tak suka temannya diganggu oleh Dilan langsung membawa teman-teman lesnya pergi tempat itu.

Saat Ancika menceritakan ketidaksukaannya soal Dilan kepada Mang Anwar, Mang Anwar justru heran dengan anggapan Ancika. Ia pun memberi tahu bahwa Dilan adalah sosok yang pintar hingga bisa masuk Institut Teknologi Bandung (ITB). Ancika tak percaya dan menilai Dilan menyogok untuk masuk ITB.

Pada suatu ketika Ancika penasaran dengan kepintaran seorang Dilan, ia menerima saran dari Mang Anwar untuk dibantu Dilan dalam membuat resensi sebuah buku. Namun sesi itu tidak berjalan mulus, bahkan dilan sengaja membuat resensi asal-asalan hingga membuat Ancika malu di kelas. Sejak saat itu Ancika membenci Dilan.

Namun dengan gaya khasnya, Dilan secara perlahan tapi Pasti terus memberikan pendekatan pada Ancika. Ketika Ancika mulai tergerak hatinya, ia justru gamang karea masa lalu Dilan dan Milea yang menjadi legenda seantero Bandung.

Kelebihan

Salah satu kelebihan film ini adalah penampilan Arbani Yasiz sebagai Dilan yang lebih dewasa dan berusaha move on dari masa lalunya. Chemistry antara Arbani Yasiz dan Zee JKT48 dalam memeran sosok Dilan dan Ancika sangat kuat sehigga menghadirkan dinamika yang berbeda dari film-film sebelumnya. Pembawaan Ancika yang diperankan oleh Zee JKT48 sangat baik sehingga menimbulkan energi dan karakter yang khas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun