Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mengecam tayangan film “Turnamen Tawuran”. Tayangan film di sebuah stasiun televisi itu tidak layak konsumsi bagi kalangan remaja khususnya pelajar-pelajar di Indonesia.
Perihal ini dikatakan oleh Ketua Umum PP IPPNU Farida Farichah di Ruang Sekretariat PP IPPNU, Kantor PBNU, Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Selasa (12/3) petang. Penayangannya Selasa pagi hari yang jatuh saat liburan, lebih berpotensi meraih penonton terbesar dari kalangan pelajar, tambah Farida.
“Film itu menggambarkan kompetisi tawuran antarpelajar SMA. Dalam adegan film itu, para aktornya saling menghantam bahkan menggunakan alat bantu baik benda tajam maupun tumpul seperti batu, tameng dan lainnya,” kata Farida Farichah.
IPPNU lanjut Farida, sangat menyayangkan lolosnya penayangan film itu. Padahal, konten film itu sama sekali tidak mendidik kalangan remaja. Kandungan nilai kekerasan di dalam film itu, menimbulkan kontraproduktif bagi nilai persatuan dan persaudaraan yang ditanamkan di dunia pendidikan.
Farida mengakui penayangan film itu bersifat dilematis. Di satu sisi film itu menggambarkan kegagalan dunia pendidikan dalam menanam karakter ramah pelajar sekaligus kegagalan kerja aparat keamanan. Namun, penayangan film itu bagian dari afirmasi terhadap kekerasan pelajar itu sendiri.
Tetapi, Farida menegaskan bahwa mengkritisi dunia kekerasan pelajar dan kegagalan penanaman karakter bisa dilakukan dengan mengubah konten film yang bersifat konstruktif. Misalnya, pembuat film dapat menayangkan adegan solidaritas dan kepekaan pelajar menyikapi fenomena sosial di sekitar mereka.
Pembuat film juga dapat menghadirkan sebuah narasi dimana seorang aktor memerankan tokoh pelajar yang penuh prestasi, inspirasi, atau kreasi, tandas Farida (Alhafiz Kurniawan/NU ONLINE)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H