Mohon tunggu...
J Robi Atmawijaya
J Robi Atmawijaya Mohon Tunggu... pegawai BUMN -

telah 1 windu mengabdi di PLN dengan posisi terkini sebagai dispatcher JCC (Java Bali Control Center).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dispatcher JCC: Menikmati Kemapanan Pengaturan Listrik dengan Program 35 GW

25 Oktober 2016   23:54 Diperbarui: 26 Oktober 2016   10:13 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Program 35 GW"][/caption]

Pandangan mata ini terus berloncat-loncat, sebentar melihat monitor berukuran 32 inch, kadang berpindah lagi ke layar yang ukurannya hampir sama seperti layar bioskop itu. Perlahan, susu panas cokelat yang ternyata menurut penelitian ilmiah dapat membunuh rasa ngantuk itupun tinggal ampasnya saja.

Saya jadi ingat pertanyaan salah satu siswa prajabatan PLN yang pernah magang di dispatcher JCC.

Siswa OJT : “Pak, menurut bapak jadi dispatcher itu gimana kesulitannya ?”

Saya jawab : “...menurut saya pribadi, hal yang paling menantang jadi dispatcher, selain saat terjadinya gangguan adalah menahan diri dari rasa ngantuk dan suhu ruangannya yang ekstra dingin..”

Saat shift malam seperti ini, karena setiap AC ruangan dalam gedung otomatis terhenti pada sore hari, maka aliran pendingin udara pun ‘terpusat’ di ruangan dengan luas sekitar 100 m2tersebut. Di satu sisi, suhu yang ekstra dingin itupun dipastikan dapat mencegah overheating pada peralatan yang 24 jam non stop dioperasikan di ruang dispacther (monitor & server). Namun, di sisi lain, suhu ekstra dingin tersebut harus ditahan oleh dispatcher.

Para pembaca kompas dan sobat PLN yang saya banggakan, saat terjadi gangguan teknis yang bisa datang kapan saja, dispatcher harus selalu sigap untuk merespon dengan tindakan yang tepat. Oleh karena itu, berbekal dari sejak saya masih menjadi operator gardu induk, saat akan berdinas, saya bukannya berdoa agar jangan ada gangguan, namun berdoalah agar ketika terjadi gangguan separah apapun, supaya diberi kekuatan dan kemudahan dalam pemulihan gangguan teknisnya.

Sementara jari-jariku masih asyik memijit papan tombol berhuruf acak (dibaca : keyboard), tiba-tiba pak supervisor bertanya : “lagi ngetik apa, Rob? Kelihatannya serius nih..?”,

kujawab : “lagi menulis artikel HLN ke 71 pak, kompasiana sponsorshipnya...”

# # # #

Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya, bahwa PLN P2B memiliki visi untuk menjadi operator sistem kelas dunia. Visi ini merupakan turunan dan sebagai bentuk dukungan akan program 35 Giga watt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun