Mohon tunggu...
Safirly Sahstripa.s
Safirly Sahstripa.s Mohon Tunggu... -

every place is school every people is teacher

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar Akuntansi "Liabilitas dari Orang Pinggiran"

6 Februari 2016   08:55 Diperbarui: 6 Februari 2016   09:51 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Makassar 14 januari 2016

Hari ini saya mendapat begitu banyak pengalaman dan pengetahuan, apa yang saya lihat hari ini seperti sebuah pukulan bagiku. Dan Apa yang saya lihat hari ini juga membuatku sadar bahwa setiap kehidupan seseorang masing masing mempunyai masalah yang berbeda beda. Hari ini saya bisa melihat dengan dekat begitu kerasnya kehidupan seorang perantau. banyak orang-orang rela meninggalkan kampung halamannya untuk merantau ke kota dengan harapan bisa memperbaiki kehidupan di kota. tapi sayangnya keberuntungan tidak selalu berpihak kepada sebagian dari mereka yang merantau. Pernahkah kalian melihat sisi lain dari keindahan yang ada di kota ini?? Ada begitu banyak bangunan-bangunan yg mewah dan Gedung gedung yg tinggi berdiri tegak di kota ini, Tapi apakah kalian tahu di antara bangunan bangunan mewah dan gedung gedung yg tinggi itu,ada sebuah tempat terpencil yg ditinggali oleh “KAUM MISKIN” ?? Tempat yg jauh dari kata MEWAH, jauh dari KATA LAYAK dan sama sekali tidak ada KENYAMANAN Yang ada hanya tumpukan botol botol bekas, kaleng kaleng bekas dan karung karung. Tidak seperti kehidupan di kota anak anak bisa menikmati segarnya Air bersih, sementara mereka yg tinggal di pinggiran kota ini hanya memiliki satu sumur yg mereka pakai bersama untuk mandi dan minum apakah ada yg bisa menjamin kalau air itu bersuh dan layak di konsumsi?? Apa yg kalian rasakan ketika melihat ada saudara kita yg hanya bisa makan nasi dan mangga saja bahkan sampai berpuasa karena tdk memiliki apa apa. Di saat bulan ramdhan datang sebagai ummat muslim kita wajib menjalankan puasa selam sebulan penuh tapi sebagian orang baru beberapa hari puasa sudah byk mengeluh ada yg tdk bisa menahan lapar dan haus, lalu bagaimana denga saudara kita yg harus berpuasa berhari hari karena tdk memiliki makanan. Sadarkah kalian di antara kita yg di beri kehidupan yg berkecukupan tp selalu mersa tidak cukup. Masih pantaskah kalian untuk selalu mengeluh meskipun hidup kalian sudah berkecukupan Kalian bisa menyantap makanan setiap hari , kalian bisa langsung makan setiap kali lapar, kalian bisa tidur dengan nyenyak di kasur yg empuk .lalu bagaimana denga kehidupan mereka yg tinggal di pinggiran kota ini?? Jauh dari kata kelayakan, tapi mereka masih bisa tersenyum mereka menikmati kehidupannya dan mereka berusaha tegar untuk menjalani kehidupannya, tidak malukah kalian untuk masih terus mengeluh? Pernahkah kalian berbagi dengan mereka yg membutuhkan? Pernahkah kalian menyempatkan waktu walau sedikit hanya untuk mendengar keluh kesah mereka? Bagaimana perasaankalian saat kalian mengalami apa yg ku lihat dan ku rasakan hari ini. Seorang ibu yg menangis tepat di hadapanku sambil menceritakan beban yg ia pikul sendiri menanggung 3 orang anak yg masih kecil kecil juga suaminya yg sudah tdk bisa bekerja karena sakit. Saat aku menatap mata wanita tua itu aku bisa melihat betapa berat penderitaanya yg ia bawa sendiri Aku bisa melihat ketakutan ketakutannya saa itu hatiku sangat perih melihat air matanya Aku hanya bisa mengusap punggungnya dan membiarkannya tetap menangis aku berharap itu bisa membuatnya sedikit legah.

Kawan, mari melihat lebih dekat kehidupan orang pinggiran Karena mereka adalah saudara kita juga,

mereka juga bagian dari keluarga kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun