Setiap kali mendengar judul The Queen's Gambit, maka biasanya yang terpikir di awal adalah sebuah serial tentang catur.
Padahal apabila dilihat secara seksama, The Queen's Gambit tidak hanya menceritakan tentang perjalanan seorang wanita menjadi atlet catur, tetapi juga terdapat unsur feminisme di dalamnya.
Lalu seperti apa feminisme di dalam serial The Queen's Gambit?
Yuk, simak sampai akhir!
Definisi Feminisme
Nama 'Feminisme' pertama kali muncul pada abad ke-19 sebagai perjuangan untuk menghapus perbudakan di Amerika Serikat. Meskipun begitu, gerakan maupun ide dari feminisme ini sudah ada sejak lama.
Secara umum, feminisme dapat diartikan sebagai gerakan yang memperjuangkan kesetaraan gender antara perempuan dengan laki-laki.
Namun seringkali feminisme disalahartikan sebagai gerakan yang menginginkan perempuan untuk menjadi lebih superior ketimbang laki-laki.
Padahal tujuan feminisme secara murni adalah menuntut agar perempuan memiliki hak yang sama seperti laki-laki, seperti hak untuk memperoleh pendidikan, hak untuk bekerja, hak untuk berpendapat, dan lain sebagainya.
Dilansir dari magdalene.co, terdapat delapan aliran feminisme, di antaranya yaitu:
- Feminisme Liberal, menitikberatkan terhadap kebebasan individu bagi perempuan.
- Feminisme Radikal, berfokus pada hal-hal mendasar atas ketimpangan yang terjadi terhadap perempuan.
- Feminisme Marxis-Sosialis, berfokus untuk membebaskan perempuan dari pengotakan patriarki, seks, kelas, maupun kapitalisme.
- Feminisme Psikoanalis Gender, menyatakan bahwa feminisme dipengaruhi oleh konstruksi sosial bukan karena biologi perempuan.
- Feminisme Eksistensialis, mendukung perempuan untuk menjadikan dirinya sebagai subjek yang diinginkan.
- Feminisme Pasca Modern, menerima kembali feminitas sebagai konstruksi gender perempuan dalam masyarakat.
- Feminisme Multikultural dan Global, mengenalkan cara pandang bahwa perempuan itu heterogen.
- Ekofeminisme, menitikberatkan pada hubungan perempuan terhadap ekologi di sekitarnya.