Mohon tunggu...
Zefanya Pilar Tiarso
Zefanya Pilar Tiarso Mohon Tunggu... Lainnya - .

Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengenal Ernest Prakasa sebagai Seorang Auteur

27 September 2021   15:37 Diperbarui: 27 September 2021   15:49 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film merupakan suatu karya seni yang banyak diminati orang-orang, khususnya di masa sekarang ini. Dari yang tadinya hanya memiliki beberapa genre dan produksinya yang terbatas, sekarang industri film sudah jauh lebih kreatif dengan adanya banyak teknologi serta sineas film yang sudah sangat berkembang.

Dalam proses produksi film, tentu banyak orang akan memuji para aktor dan aktris yang berakting di layar, aktor dan aktris tersebutlah yang akan mendapat perhatian lebih dari para penonton.

Namun jangan lupakan, bahwa dalam film yang bagus juga membutuhkan orang-orang di belakang layar yang juga handal dengan kreativitasnya, tidak terkecuali seorang sutradara.

Sutradara memiliki peran yang krusial dalam proses pengerjaan sebuah film, karena sutradara bertanggung jawab dalam semua aspek, mulai dari akting, pencahayaan, pengambilan gambar, dan lain-lain.

Maka dari itu, agar bisa mendapatkan film yang bagus maka dibutuhkan juga seorang sutradara cerdas sehingga film yang dihasilkan tidak biasa biasa saja. 

Beruntung, Indonesia memiliki banyak sutradara hebat yang bisa menghasilkan film-film luar biasa. Salah satunya adalah Ernest Prakasa, sutradara yang berhasil menggarap film-film dengan sukses karena sentuhan briliannya.

Teori Auteur

Sebelum membahas lebih jauh mengenai bagaimana Ernest Prakasa bisa dianggap sebagai salah satu auteur asal Indonesia, mari mengenal lebih dulu tentang pengertian dari auteur.

Kata 'auteur' ini berasal dari Bahasa Perancis yang memiliki arti sama dengan 'author' dalam Bahasa Inggris, atau secara sederhana bisa diartikans sebagai seorang pengarang atau pencipta suatu karya yang memiliki ciri khas tersendiri.

Sarris (dalam Stam, 2000:89) mengungkapkan bahwa seseorang harus memiliki tiga kriteria sehingga dirinya layak disebut sebagai auteur, yaitu kompetensi teknik, kepribadian yang unik, maupun pemaknaan film.

Berdasarkan teori auteur, maka dapat disimpulkan bahwa sutradara harus memiliki keunikannya sendiri dalam proses produksi sebuah film, baik dari segi cerita, tokoh, ataupun pengambilan gambar agar bisa disebut sebagai seorang auteur.

Mengenal Ernest Prakasa

Ernest Prakasa, lahir di Jakarta pada 29 Januari 1982 adalah seorang komika, penulis sekaligus sutradara asal Indonesia yang cukup terkenal melalui berbagai karyanya di industri film.

Karir Ernest sebagai seorang seniman diawalinya sejak dia mengikuti ajang pencarian bakat Stand Up Comedy Indonesia, dari situlah, Ernest mulai dikenal oleh publik.

sumber gambar: medcom.id
sumber gambar: medcom.id

Pada tahun 2015, Ernest Prakasa untuk pertama kalinya menjadi seorang sutradara film, film pertamanya yaitu Ngenest: The Movie (2015), sebuah film yang menceritakan tentang kisahnya sendiri sebagai seorang berketurunan Tionghoa di Indonesia.

Selanjutnya, Ernest mulai mendalami industri film dan kembali menjadi sutradara sebuah film berjudul Cek Toko Sebelah (2016), film inilah yang membuat Ernest banyak mendapatkan apresiasi karena kesuksesannya dalam menyutradarai film tersebut.

Dari situ, berbagai film Ernest terus bermunculan setiap tahunnya seperti Susah Sinyal (2017), Milly & Mamet (2018), maupun yang terbaru yaitu Imperfect (2019).

Ernest Prakasa sebagai Seorang Auteur

Ernest Prakasa bisa disebut sebagai seorang auteur karena dirinya memiliki ciri khas yang unik pada setiap film-film yang diproduksinya.

Meskipun film-film garapan Ernest kebanyakan ber-genre komedi, namun film-filmnya ini seringkali memberikan kritik sosial terhadap keadaan yang terjadi di Indonesia.

Misalnya, film Ngenest (2015), memberi kritik sosial terhadap bagaimana minoritas diperlakukan di Indonesia, kemudian ada film Cek Toko Sebelah (2016) yang menggambarkan keadaan seseorang keturunan Tionghoa yang seringkali dihadapkan pada pilihan untuk meneruskan toko keluarga.

Selain itu, ada juga Susah Sinyal (2017) yang memperlihatkan relationship orang tua dan anak yang kurang akur karena orang tua-nya sibuk bekerja, Milly & Mamet (2018) berkisah tentang sepasang suami-istri yang harus merelakan mimpi mereka karena satu dan lain hal, serta Imperfect (2019) yang 'menampar' banyak orang mengenai standar kecantikan dan isu body shaming.

Tidak hanya kritik sosial dalam film yang selalu ditampilkan Ernest Prakasa, namun Ernest juga memiliki ciri khas lain yaitu selalu mengajak komika-komika untuk terlibat dalam film-nya.

Hal ini membuat film Ernest selalu 'hidup', karena chemistry serta kelucuan para komika yang dipilih tidak perlu dipertanyakan lagi. Film-film Ernest juga seringkali tayang di bioskop pada bulan Desember untuk menemani masyarakat Indonesia dalam penutupan tahun.

Dengan berbagai keunikan, ciri khas, serta kesuksesannya inilah, maka Ernest Parakasa layak disebut sebagai seorang auteur karena berhasil menggarap berbagai film dengan luar biasa dan mendapatkan berbagai apresiasi dari banyak pihak.

Sumber Referensi

Stam, R. (2000). Film Theory: An Introduction. UK: Blackwell Publisher.

Darmawan, A.P. (2020, November 18). Biodata Ernest Prakasa dan Daftar Film yang Disutradarainya. Diakses dari tirto.id.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun