Mohon tunggu...
ndaaa
ndaaa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - profesi sebagai pelajar

saya mempunyai hobi bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja di Bawah Pohon Beringin Tua

24 November 2024   11:00 Diperbarui: 24 November 2024   11:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari sore menyiram halaman SMA Nusa Bangsa dengan warna jingga keemasan.  Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering.   Di bawah pohon beringin tua yang rindang, Rangga, siswa kelas XII IPS, dan Kirana, siswa kelas XI VOKASI, duduk berdampingan.  Jarak mereka tak terlalu dekat, namun ada kehangatan yang tak terbantahkan di antara mereka.  Kehangatan yang tercipta dari sebuah ikatan yang tak mudah untuk dilepaskan, ikatan cinta yang tumbuh di antara perbedaan kelas dan jurusan.
 
Sudah hampir tiga bulan mereka menjalin hubungan.  Awalnya hanya tatapan mata yang tak sengaja bertemu di kantin,  lalu berlanjut pada obrolan singkat di koridor sekolah.  Lambat laun,  perasaan itu tumbuh,  seperti tunas yang menembus tanah kering.  Rangga, dengan kedewasaannya,  membimbing Kirana dalam belajar.  Kirana, dengan keceriaannya,  memberikan semangat untuk Rangga yang sedang menghadapi ujian-ujian sekolah.  Mereka saling mengisi kekosongan, saling melengkapi.
 
Buku tua milik Rangga menjadi saksi bisu perjalanan cinta mereka.  Di dalamnya,  terukir puisi-puisi Rangga untuk Kirana,  curahan hati yang penuh dengan cinta dan harapan.  Kirana membalasnya dengan coretan-coretan kecil dan gambar-gambar lucu di sela-sela puisi Rangga.  Buku itu menjadi tempat mereka menyimpan kenangan,  sebuah catatan perjalanan cinta mereka yang singkat namun berkesan.
 
Namun, waktu berlalu begitu cepat.  Bayangan kelulusan Rangga dan perpisahan yang tak terelakkan mulai menghantui Kirana.  Rangga akan melanjutkan kuliah di Yogyakarta,  jauh dari jangkauan Kirana.  Rasa cemas dan takut mulai menggerogoti hati Kirana.
 
Suatu sore,  di bawah pohon beringin tua yang sama,  mereka duduk berdampingan.  Buku tua itu tergeletak di antara mereka,  seperti simbol dari hubungan mereka yang akan segera berakhir.
 
"Na,"  Rangga memulai pembicaraan, suaranya terdengar sedikit berat.  Ia menghela napas panjang,  menatap Kirana dengan mata yang berkaca-kaca.  "Aku…  aku bakal berangkat ke Jogja minggu depan."
 
Kirana mengangguk pelan,  menahan air mata yang ingin tumpah.  "Iya,  aku tahu, Rang."
 
"Aku…  aku nggak tahu harus bilang apa,"  Rangga melanjutkan,  suaranya bergetar.  "Ini semua…  terasa cepat banget."
 
Kirana tersenyum getir.  "Iya,  terasa cepat banget.  Rasanya baru kemarin kita pertama kali ngobrol di kantin."
 
"Kamu…  kamu nggak marah kan, sama aku?"  Rangga bertanya dengan hati-hati.
 
Kirana menggeleng.  "Nggak,  nggak marah.  Aku…  aku cuma sedih aja."
 
Hening sejenak menyelimuti mereka.  Hanya suara daun-daun yang bergesekan dan kicauan burung yang memecah kesunyian.  Rangga meraih tangan Kirana,  mencengkeramnya erat.
 
"Aku janji,  aku bakal selalu inget kamu, Na,"  bisik Rangga,  suaranya bergetar.  "Meskipun kita jauh,  aku berharap perasaan ini tetap ada."
 
Kirana mengangguk,  air matanya mengalir deras.  Ia memeluk Rangga erat,  menikmati kehangatan tubuh Rangga untuk terakhir kalinya.  Perpisahan itu memang menyakitkan,  tapi kenangan indah yang mereka ukir bersama akan tetap tersimpan rapi dalam hati mereka.  Senja di bawah pohon beringin tua itu menjadi saksi bisu dari sebuah cinta yang harus berpisah,  cinta yang akan selalu dikenang,  seperti buku tua yang menyimpan kisah cinta mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun