Saya pernah membaca magazine asal jogyakarta, namanya bakspaper edisi pertama, dan mungkin juga itu satu-satunya yang terakhir, hehehe. Karena magazinenya diganti jadi digital web, namanya bakspaper.com. Yang menarik dan persis saya ingat adalah news line mengenai sepatu KW label Nike, perusahaan pembuat sepatu KW itu mereplika sepatu original stefan janoski, tapi dalam penulisan nama sTefan ternyata salah nulis, malah menjadi sRefan janoski. Begitulah akhirnya, backspaper memberitakan di news line mengenai kegagalan sepatu copy paste dari produk originalnya. Dan tentu, sebagai produk masal,akhirnya sRefan janoski dipajang dimana-mana, dipakai penggemar nike, didisplay dietalase-etalase toko, dan jadi favorit para penggemar sepatu KW. Nah, kalo negara China sekarang mulai bergerak menuju perbaikan nilai-nilai; dari yang membuat produk KW sampe plesetan original (misal : nokia jadi nokla, atau samsung jadi samsui, hehehe); dalam ekonomi mereka yg begitu cepat itu,akhirnya china harus mulai menghargai tata kelola dunia mengenai HAKI (Hak kekayaan intelektual), dan sekarang china sedang merambah dunia originalitas. Bagaimana dengan kita? Indonesia. Sebaiknya teman-teman berfikir ulang mengenai produk-produk seperti srefan janoski atau sejenisnya itu, disamping cepat jebol (teman saya membeli sepatu KW dipakai maen skate, hanya butuh beberapa kali maen untuk bisa jadi amburadul), dan juga kurang menghargai hak cipta, tidak mendidik, dan tentu kita sebagai bangsa akan dipandang negatif oleh bangsa lain. Ada alternatif agar menjadi produktif dan tanpa menyinggung dengan penyerobotan nama label, yaitu dg membuat label sendiri, disamping murah, kelihatan lebih elegan, dan bisa mencipta design semaunya. Peace. penulis : gh sumber gambar : mattdearden.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H