Mohon tunggu...
Piknik Project
Piknik Project Mohon Tunggu... -

piknikproject.tk adalah webzine yang mengupas dunia urban culture dari mulai skateboard, fingerboard, BMX, artwork, exhibition, event, music, video, artikel-artikel urban, photowork, design graphis, products dan lain-lain. home : www.piknikproject.tk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Copy Paste produk KW

10 Mei 2011   08:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:53 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah membaca magazine asal jogyakarta, namanya bakspaper edisi pertama, dan mungkin juga itu satu-satunya yang terakhir, hehehe. Karena magazinenya diganti jadi digital web, namanya bakspaper.com. Yang menarik dan persis saya ingat adalah news line mengenai sepatu KW label Nike, perusahaan pembuat sepatu KW itu mereplika sepatu original stefan janoski, tapi dalam penulisan nama sTefan ternyata salah nulis, malah menjadi sRefan janoski. Begitulah akhirnya, backspaper memberitakan di news line mengenai kegagalan sepatu copy paste dari produk originalnya. Dan tentu, sebagai produk masal,akhirnya sRefan janoski dipajang dimana-mana, dipakai penggemar nike, didisplay dietalase-etalase toko, dan jadi favorit para penggemar sepatu KW. Nah, kalo negara China sekarang mulai bergerak menuju perbaikan nilai-nilai; dari yang membuat produk KW sampe plesetan original (misal : nokia jadi nokla, atau samsung jadi samsui, hehehe); dalam ekonomi mereka yg begitu cepat itu,akhirnya china harus mulai menghargai tata kelola dunia mengenai HAKI (Hak kekayaan intelektual), dan sekarang china sedang merambah dunia originalitas. Bagaimana dengan kita? Indonesia. Sebaiknya teman-teman berfikir ulang mengenai produk-produk seperti srefan janoski atau sejenisnya itu, disamping cepat jebol (teman saya membeli sepatu KW dipakai maen skate, hanya butuh beberapa kali maen untuk bisa jadi amburadul), dan juga kurang menghargai hak cipta, tidak mendidik, dan tentu kita sebagai bangsa akan dipandang negatif oleh bangsa lain. Ada alternatif agar menjadi produktif dan tanpa menyinggung dengan penyerobotan nama label, yaitu dg membuat label sendiri, disamping murah, kelihatan lebih elegan, dan bisa mencipta design semaunya. Peace. penulis : gh sumber gambar : mattdearden.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun