Mohon tunggu...
pika pebrianti
pika pebrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya degerin musik tujuan hidup saya selalu ingin hidup damai dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik laut Cina selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

22 November 2024   19:05 Diperbarui: 22 November 2024   19:21 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam konflik Laut Cina Selatan, selain ketegangan yang terjadi akibat tumpang tindihnya klaim antar negara bersengketa yang belum bisa dihentikan
hingga kini, terdapat juga perkembangan
yang tidak menggembirakan terutama mengenai hubungan antara dua negara anggota ASEAN yaitu Vietnam dan Filipina dengan Cina.
beragam laporan mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh kapal kapal Cina yang melewati perairan yang selama ini disengketakan, bahkan terjadi beberapa insiden antara kapal patroli Cina dengan kapal kapal nelayan Filipina. Selanjutnya Cina juga dituduh melakukan pemancangan instalasi baru di wilayah yang disengketakan serta mengintimidasi kapal kapal eksplorasi minyak Filipina.
Sementara Vietnam telah melakukan paling tidak empat kali pertemuan bilateral dengan Cina pada awal
2011 dalam rangka membicarakan perbedaan antar mereka mengenai Laut Cina Selatan. Sayang sekali beberapa perilaku Cina seperti, semakin meningkatnya jumlah dan kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan kapal kapal Cina di perairan Vietnam akhirnya membuat segala hasil pertemuan bilateral antar keduanya menjadi tiada manfaat. Insiden seperti pemotongan kawat  kawat di tempat ekplorasi minyak Vietnam yang dilakukan Cina juga pada akhirnya semakin memperkeruh suasana dan membuat inisiatif baru bagi Vietnam untuk selalu meningkatkan kapabilitas militernya di Laut Cina Selatan.
Kekhawatiran dan ketakutan yang akhirnya berkembang baik di Filipina dan di Vietnam akhirnya mendorong pemimpin keduanya untuk mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat Hal ini sesuai dengan apa yang di katakan oleh seorang Peneliti Senior di CSIS:
Cina kalau tidak bisa menjaga sikap arogansinya akan melahirkan bumerang dan tentu saja nantinya akan sangat merugikan. Siapapun negara yang terlibat dalam Konflik Laut Cina Selatan selama merasakan adanya ancaman dari Cina pasti akan mencari payung keamanan dan pilihan mereka adalah Amerika. sikap yang dilakukan Cina selain semakin meningkatkan ketegangan di LCS, juga membuat negarayang merasa terancam semakin mendekatkan diri dengan AS. Vietnam misalnya sudah mulai merangkul AS dengan melakukan pernyataan bersama pada 17 Juni 2011 mengenai pentingnya kebebasan pelayaran. Sementara Filipina secara ekplisit telah mendeklarasikan bahwa mereka akan memohon bantuan kepada AS selama mereka mengalami ancaman dari perilaku Cina yang sangat agresif
Selain semakin meningkatnya ketegangan antara Cina, dengan Vietnam dan Filipina, konflik di LCS juga menghadirkan nuansa baru yaitu semakin meningkatnya ketegangan antara AS dengan Cina. Sejak tahun 2010, LCS sudah mulai menjadi perluasan strategi yang akhirnya membawa Cina dan AS sama  sama ingin memiliki dominasi di perairan. Bagi AS, ide pemikiran meningkatnya kekuatan baru Cina yang nantinya akan melahirkan ketakutan dan ketidakstabilan serta bisa menyulut konflik teritorial harus menjadi bagian dalam pengembangan strategi AS di Asia Pasifik.

Konflik Laut Cina Selatan adalah isu kompleks yang melibatkan banyak negara, termasuk Indonesia. nah Posisi Indonesia unik karena tidak secara langsung mengklaim wilayah di Laut Cina Selatan, namun tetap terdampak oleh ketegangan di kawasan tersebut.
Mengapa untuk indonesia
nah Indonesia sangat berkepentingan dengan stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Tenggara. Konflik Laut Cina Selatan berpotensi mengganggu

Laut Cina Selatan adalah jalur perdagangan vital bagi Indonesia. Konflik dapat mengganggu lalu lintas kapal dan meningkatkan biaya transportasi.
 Laut Cina Selatan kaya akan sumber daya alam. Konflik dapat memicu persaingan yang tidak sehat dalam pemanfaatan sumber daya ini.
Politik Luar Negeri Indonesia
Indonesia telah berupaya menjaga netralitas dalam konflik ini. Hal ini dilakukan dengan:
 Memfasilitasi dialog antara negara-negara yang bersengketa
 Memperkuat kerjasama dalam kerangka ASEAN untuk mencari solusi bersama.
 
Menjaga hubungan baik dengan semua pihak yang terlibat, termasuk  Tiangkok, Amerika serikat dan negara-negara Eropa.
Tantangan dan Peluang
Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks dalam mengelola hubungannya dengan berbagai pihak terkait Laut Cina Selatan. Namun, di sisi lain, Indonesia juga memiliki peluang untuk memainkan peran yang lebih besar dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Indonesia perlu terus aktif terlibat dalam upaya-upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan. Selain itu, Indonesia juga perlu memperkuat kekuatan nasionalnya, baik secara ekonomi maupun militer, untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.
Situasi di Laut Cina Selatan sangat dinamis dan terus berkembang. Oleh karena itu, kebijakan luar negeri Indonesia perlu terus disesuaikan dengan perkembangan terkini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun