Pada dunia medis,penyakit yang menyerang hati (bahasa Indonesia dari "Hepar" bahasa Latin medis) sangat beragam.Dimulai dengan fatty liver yaitu sebuah kondisi dini penumpukan lemak pada hati yang pada ujungnya akan memperberat kerja hati,hepatitis yang umum disebakan adanya virus dalam organ hati,atau bahkan tahapan Sirosis atau pengerasan hati yang pada ujungnya penyakit-penyakit hati ini dapat berujung pada kematian.
Demikian beratnya tanggung jawab hati pada tubuh manusia secara  medis.Begitu jugalah kiranya tanggng jawab "hati" secara psikologis. Dewasa ini,masyarakat di negara kita tercinta ini sudah terular oleh "virus hati" yang dibawa oleh peradaban Barat,yaitu Kapitalisme dan Materialisme. Setiap hari semua orang berlomba-lomba mencari dan berkompetisi dalam kehidupan.
Tak pelak lagi,kondisi ini membawa hati dan pikiran manusia hanya tertuju kepada harta dan materi. Uang telah dipertuhankan secara tidak sadar oleh sebagian besar masyarakat kita.Sikut menyikut,gunting menggunting dalam lipatan,umpatan kotor,makian jorok,saling fitnah,saling hujat,semua itu sudah menjadi makanan kehidupan sehari-hari.Belum lagi budaya sex bebas,perselingkuhan di luar nikah dan masih banyak lagi contoh-contoh dampak dari penyakit yang semula dianggap remeh,tetepi ternyata memiliki dampak luar biasa pada tatanan kehidupan masyarakat kita.
Bila dilihat dari kacamata materi,maka penyakit hati seperti ini tidak akan pernah terlihat.Bila dirasakan dengan tubuh fisik yang sudah bergelimang dengan kehidupan metropolitan,maka penyakit hati ini tidak akan terasa. Tapi bila dilihat dengan sudut pandang agama yang sebenarnya dan dirasakan dengan naluri yang bersih,terbebas dari materialisme dan kapitalisme,maka penyakit hati ini akan dapat dipandang sebagai sebuah bahaya besar tersembunyi bagi individu manusia,maupun bagi masyarakat.
Iri,dengki,cemburu,syak wasangka,senantiasa curiga,kikir,senang melihat orang lain susah dan menjadi susah ketika orang lain senang,itulah penyakit-penyakit hati yang perlu diwaspadai sejak dini agar tidak terjadi dampak-dampak negatif yang lebih besar di kemudian hari.
Hanya kepada institusi agama kita dapat percayakan untuk kesembuhan penyakit hati ini. Dan hanya dengan "terapi" yang konsisten dan berkelanjutan maka "virus-virus" penyakit hati ini dapat dienyahkan dari diri kita semua.Semoga kita senantiasa mendapat pencerahan dan dapat menghilangkan penyakit hati dalam diri kita dengan praktek-praktek nyata sesuai kaidah agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H