Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إن الله يقبل الصدقة ويأخذها بيمينه فيربيها لأحدكم كما يربي أحدكم مهره، حتى إن اللقمة لتصير مثل أحد
"Sesungguhnya ketika Allah menerima sedekah seorang hamba, Dia akan mengambilnya dengan Tangan Kanan-Nya, lalu Dia akan mengasuhnya untuk hamba itu, sebagaimana salah seorang dari kalian mengasuh anak kudanya, sampai-sampai sedekah sebesar biji bisa menjadi sebesar gunung Uhud." [Lafadz ini diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, dan diriwayatkan juga dengan makna yang sama oleh para Imam Hadits: al-Bukhari, Muslim, an-Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, dan selainnya rahimahumullah]
Imam at-Tirmidzi rahimahullah berkata setelah meriwayatkan hadits ini:
هذا حديث حسن صحيح، وقد روي عن عائشة، عن النبي صلى الله عليه وسلم نحو هذا. وقد قال غير واحد من أهل العلم في هذا الحديث وما يشبه هذا من الروايات من الصفات: ونزول الرب تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا، قالوا: قد تثبت الروايات في هذا ويؤمن بها ولا يتوهم ولا يقال: كيف؟ هكذا روي عن مالك، وسفيان بن عيينة، وعبد الله بن المبارك أنهم قالوا في هذه الأحاديث: أمروها بلا كيف.
Hadits ini hasan shahih, dan telah diriwayatkan juga oleh Aisyah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan lafadz yang seperti ini. Hadits ini telah dibahas oleh banyak sekali ulama, dan juga hadits-hadits semisalnya mengenai sifat-sifat Allah, seperti turunnya Allah setiap malam ke langit dunia, mereka berkata: "Riwayat-riwayat mengenai ini telah diketahui keasliannya, maka ia wajib di imani tanpa disalahpahami, dan jangan ditanyakan: Bagaimana (hakikat sifat-sifat Allah)?", keyakinan seperti ini telah diriwayatkan dari Imam Malik, Sufyan bin 'Uyainah, dan Abdullah bin al-Mubarak, bahwa mereka semua berkata mengenai hadits-hadits sifat: "Percayai tanpa bertanya bagaimananya".
وهكذا قول أهل العلم من أهل السنة والجماعة، وأما الجهمية فأنكرت هذه الروايات وقالوا: هذا تشبيه، وقد ذكر الله عز وجل في غير موضع من كتابه اليد والسمع والبصر، فتأولت الجهمية هذه الآيات ففسروها على غير ما فسر أهل العلم، وقالوا: إن الله لم يخلق آدم بيده، وقالوا: إن معنى اليد هاهنا القوة.
Seperti inilah perkataan para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah, adapun (sekte sesat) Jahmiyah, maka mereka mengingkari riwayat-riwayat ini, dan mereka berkata: "Ini adalah tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk)". Padahal Allah 'azza wa jalla telah menyebutkan berkali-kali di dalam kitab-Nya (al-Qur'an) sifat Tangan, Mendengar, dan Melihat, adapun Jahmiyah, maka mereka mentakwil ayat-ayat ini dan menafsirkannya bukan dengan tafsir para ulama, mereka berkata: "Allah tidak menciptakan Nabi Adam dengan Tangan-Nya", dan mereka berkata: "Sesungguhnya makna tangan di ayat tersebut adalah kekuatan".
وقال إسحاق بن إبراهيم: إنما يكون التشبيه إذا قال: يد كيد، أو مثل يد، أو سمع كسمع، أو مثل سمع، فإذا قال: سمع كسمع، أو مثل سمع، فهذا التشبيه، وأما إذا قال كما قال الله تعالى يد، وسمع، وبصر، ولا يقول كيف، ولا يقول مثل سمع، ولا كسمع، فهذا لا يكون تشبيها، وهو كما قال الله تعالى في كتابه: ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
Padahal Ishaq bin Ibrahim (seorang ulama Ahlussunnah) berkata: "Tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk) hanyalah ketika seseorang berkata: Tangan Allah seperti tangan makhluk, atau mirip tangan makhluk, atau jika ia berkata: Pendengaran Allah seperti pendengaran makhluk, atau mirip pendengaran makhluk". Maka jika seseorang berkata seperti itu, maka itulah yang disebut menyerupakan Allah dengan makhluk. Adapun jika ia berkata sebagaimana Allah ta'ala firmankan mengenai sifat Tangan, Mendengar, dan Melihat, dan ia tidak bertanya: "Bagaimana (hakikat sifat Allah)?" Dan ia tidak berkata: "(Allah Mendengar) seperti pendengarannya makhluk, atau mirip dengannya", maka ini tidak disebut menyerupakan Allah dengan makhluk, sebagaimana firman Allah ta'ala dalam kitab-Nya: "Tidak ada yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat" [Surat asy-Syura ayat 11].