Tumpang, Kabupaten Malang – Sebagai bagian dari upaya mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs), sebuah kegiatan inovatif bertajuk "BAGONG: Briket Arang Bonggol Jagung" berhasil dilaksanakan pada hari Minggu, 17 November 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah bonggol jagung dengan mengubahnya menjadi briket arang yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.Â
Program ini diprakarsai oleh tim Mahasiswa Universitas Negeri Malang, yang terdiri Adindha Della Oktavia, Andika Priatama, Cantik Kartika Widyastutik, Celia Deva Syaharani, dan Danisa Arsula dengan dosen pembimbing Hanafi, M.Pd. Program ini dilaksanakan di Desa Pandanajeng, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.Â
Alasan memilih bonggol jagung sebagai bahan pembuatan briket adalah
- Melimpahnya bahan baku bonggol jagung di Desa Pandanajeng
- Sebagai upaya penanganan limbah bonggol jagung
- Mengembangkan inovasi baru yang bertujuan menumbuhkan ekonomi berkelanjutanÂ
- Mengembangkan energi yang lebih ramah lingkungan
- Cara pembuatannya tergolong mudah serta bahan baku yang melimpah
Pembuatan briket arang dari bonggol jagung ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan limbah pertanian sekaligus mendukung dua tujuan penting dalam SDGs, yaitu SDGs 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Limbah bonggol jagung yang biasanya tidak terpakai, kini dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis yang ramah lingkungan. Energi terjangkau berarti energi yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat dengan biaya yang wajar, tanpa membebani ekonomi rumah tangga atau komunitas. Karena memang bahan pembuatannya juga sangat mudah didapat dan mudah dijumpai pada lingkungan sekitar.
Selain pembuatan briket, acara ini juga diisi dengan sosialisasi kepada para petani dan pekerja penggilingan jagung. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang potensi pemanfaatan bonggol jagung sebagai bahan bakar alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan, sekaligus memberikan pelatihan tentang cara pembuatan briket yang dapat diterapkan di tingkat lokal.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat, mengurangi sampah pertanian, serta mendukung peralihan ke energi yang lebih bersih dan terjangkau di Indonesia. Dengan adanya inovasi ini, para petani dan pekerja penggilingan jagung diharapkan dapat mengolah limbah jagung menjadi produk yang bernilai guna, yang pada akhirnya akan memperkuat ketahanan energi masyarakat dan keberlanjutan produksi pertanian.Â
Harapan kami, dengan adanya gerakan ini masyarakat semakin bisa peduli terhadap lingkungannya. Diharapkan juga masyarakat bisa mengelola dan memanfaatkan limbah yang mungkin tidak digunakan diubah menjadi barang yang memiliki kegunaan lebih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H