Mohon tunggu...
Fithriadi Feisal
Fithriadi Feisal Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Muslim sejati, Pembaca, penulis, pemusik dan juga pelukis\r\nhttp://pietart-id.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kerumitan Bangsa Kita Juga Terjadi Karena Televisi Kita

28 Desember 2012   08:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:54 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu faktor yang membuat tingkat kerumitan masalah Bangsa Indonesia adalah: Media Televisi. MetroTv dan TVONE aja walaupun programnya cerdas, namun kecerdasan yang dipakai malah cenderung menghasut dan ndak sehat. Apalagi stasiun-stasiun lain seperti SCTV, RCTI, TRANSTV, Indosiar, MNC, dan kawan-kawannya. Tayangannya Sinetron melulu. Masalahnya bukan pada bentuk tayangannya itu sinetron tetapi materi kandungan sinetron itu benar2 menunjukkan potret buruk bangsa yang dilebaykan, potret konsumtif, potret gampang terhasut, potret orang-orang berpikiran sempit, potret mistis dan mitos dan sahabat2nya.

Memang benar semua potret itu ada disini, tetapi masalahnya sekali lagi adalah potret tersebut dilebaykan dan cenderung mengajarkan bahwa begitulah kita seharusnya menyelesaikan masalah bangsa. Belum lagi dengan gambar-gambar atau video kekerasan (tawuran, unjuk rasa dgn kekerasan, dll) yang ditayangkan jelas di berita. Secara langsung tayangan-tayangan yang spt ini menginspirasikan orang-orang Indonesia di daerah lain untuk melakukan hal yang sama. Jika saja pemerintah lebih memahami hal ini dan lebih tegas, maka ada peraturan tegas bagi media untuk bisa selalu arif dalam memilih program-program yang memang bisa mencerdaskan bangsa.

Program cerdas tidak berarti tidak menghibur. Justru yang berkata program cerdas tidak bisa menghibur dan menghasilkan uang itu adalah orang-orang  yang tidak kreatif. Demokrasi khususnya kebebasan berekspresi dalam pers bukan berarti yang merusak nilai-nilai baik bangsa atau bukan yang memelihara nilai-nilai buruk bangsa tetapi jauh lebih tepat dari makna kebebasan pers itu sendiri adalah untuk bisa memberi peluang bagi upaya2 membentuk karakter bangsa yang baik dan kuat bisa mungkin terjadi dan tidak dihalangi.

Ingat saja selalu bahwa : Siaran televisi di Indonesia = potret bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun