Mohon tunggu...
Pieter Tandu
Pieter Tandu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kekhawatiran Pertumbuhan Penduduk Indonesia

29 Februari 2016   05:43 Diperbarui: 29 Februari 2016   08:07 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernahkah Anda berpikir di dalam benak Anda "Bagaimana akibatnya jika penduduk dunia sudah full?" Jika boleh jujur, pikiran negatif tentang pertumbuhan penduduk dunia sudah ada semenjak masa kecil penulis. Pada masa itu, penulis pernah bertanya-tanya "Apakah sumber daya alam yang tersedia akan tetap tersedia di masa datang? Bagaimana jika orang di dunia ini semakin banyak? Bagaimana dengan jumlah sampah-sampah yang dihasilkan jika manusia semakin banyak?" Ketika menanyakan kekhawatiran tersebut dengan orang tua, mereka hanya menganggap bahwa kekhawatiran itu adalah pikiran anak kecil yang sedang rewel. Pada akhirnya, kekhawatiran tersebut belum juga hilang dari pikiran penulis. Kekhawatiran tersebut bertambah dari berbagai artikel-artikel yang penulis baca tentang dampak-dampak pertumbuhan penduduk dunia, prediksi pertumbuhan penduduk dunia, prediksi keadaan sumber daya alam dunia, dll.

Tidak perlu melihat jauh-jauh, mari kita melihat pertumbuhan penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia merupakan yang terbanyak ke-4 dibawah Cina, India, Amerika Serikat, dengan angka 241.452.952 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini mencapai 1,49 persen tiap tahun dari jumlah penduduk Indonesia. Angka pertumbuhan per tahun tersebut sama jumlahnya dengan penduduk Singapura. Pertumbuhan penduduk paling banyak ada di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Kepulauan Riau. Namun, tetap saja yang menjadi permasalahan utama adalah pertumbuhan penduduk tidak diikuti dengan kualitas sumber daya manusia yang memenuhi.

Dampak dari pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti dengan kualitas sumber daya manusia yang memenuhi adalah tidak terjaminnya kesejahteraan penduduk tersebut. Dampak pertama yang cukup mencolok adalah makin bertambahnya angka kemiskinan di negeri ini. Jumlah manusia yang membludak tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada, akibatnya pengangguran bertambah. Kedua, jumlah lahan tidak mencukupi jumlah manusia yang ada, akibatnya muncul daerah-daerah kumuh dan rumah tak layak huni, lebih lanjut lagi akan berdampak ke lingkungan yang membawa banyak penyakit. Ketiga, tingkat kelahiran yang tinggi dan kematian yang rendah menyebabkan tidak tercapainya kesempatan pendidikan bagi semua orang, akibatnya banyak orang yang kurang berpendidikan di negeri ini. Keempat, sumber daya alam yang tersedia dieksploitasi habis-habisan untuk mencukupi kebutuhan manusia yang ada, sehingga ketersediaan sumber daya alam menjadi rusak dan habis. Selain itu, jumlah sampah yang dihasilkan akan semakin banyak.

Bukan tidak mungkin dan belum terlambat untuk mengatasi permasalahan ini. Solusi yang paling tepat adalah membatasi jumlah anak dalam satu keluarga secara massal dan menunda perkawinan. Untuk solusi lebih lanjut adalah dengan menciptakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan, meningkatkan kualitas pendidikan yang ada, dan menyebar penduduk ke daerah-daerah yang belum terlalu padat. Dengan solusi ini, diharapkan angka kelahiran akan menurun, menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, serta kepadatan penduduk yang merata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun