Ketiga, learning how to do (belajar bagaimana mengerjakan sesuatu). Pendidikan dan pembelajaran formal haruslah mencakup pengalaman melakukan sesuatu, baik pengalaman yang diperoleh secara langsung melalui kegiatan keterampilan di sekolah maupun pengalaman yang diperoleh secara tidak langsung melalui kegiatan membaca buku.
Keempat, learning how to learn (belajar bagaimana belajar). Pendidikan bertujuan (salah satu) menyadarkan peserta didik bahwa pengalaman sendiri saja tidak pernah cukup untuk memberdayakan kehidupan manusia yang begitu kompleks. Artinya, setiap orang harus terus belajar, belajar sepanjang hayat, untuk mengembangkan kemampuan pribadi selaras dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Peserta didik dikondisikan untuk terus belajar karena kita belajar bukan untuk ilmu atau pengetahuan, tetapi kita belajar untuk hidup.
Kelima, learning how to live together (belajar bagaimana hidup bersama dengan orang lain). Pendidikan memang seharusnya bertujuan memberikan bekal yang diperlukan dan berguna bagi peserta didik agar dapat hidup sebagai pribadi dan sekaligus anggota suatu masyarakat.Â
Artinya, pendidikan  harus memberi "ruang" bagi pembentukan kesadaran bahwa kita hidup dalam dunia pluralitas; pendidikan bertujuan membangun sikap dan mental, pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kelangsungan dan kemajuan masyarakat; pendidikan menjadi ajang penularan pengalaman bersolidaritas, berdemokrasi, bertanggung jawab, berkreasi, dan bertoleransi terhadap sesama manusia dan dunia sekitar manusia.
Keenam, learning to be religious (belajar untuk menjadi religius). Menjadi religius atau religiositas bukan sekadar menjadi penganut suatu agama tertentu. Religiositas lebih melihat aspek yang ada di dalam lubuk hati; riak getaran nurani pribadi; sikap personal yang menapaskan intimitas jiwa, yaitu cita rasa yang mencakup totalitas (termasuk rasio dan rasa manusiawi) kedalaman pribadi manusia. Dengan kata lain, manusia religius adalah manusia yang berhati nurani serius, saleh, dan teliti dalam pertimbangan batin.
___________
Lampiran Catatan RujukanÂ
Â
   1Istilah yang dipakai Driyarkara untuk menyebutkan arti pendidikan. Lihat Driyarkara tentang Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 1980), hlm. 78.
     2Lht. http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/25755/t/Peningkatan+Kualitas+
Perguruan+Tinggi+Tantangan+Terbesar+Dunia+Pendidikan