Mohon tunggu...
Pieter Jordan
Pieter Jordan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penerapan Nanoteknologi dalam Bidang Kontrasepsi dan Fertilisasi

8 Mei 2024   07:31 Diperbarui: 8 Mei 2024   07:36 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern ini, kemajuan teknologi telah merambah berbagai bidang, termasuk kedokteran. Salah satu terobosan yang menjanjikan adalah nanoteknologi, ilmu yang berfokus pada manipulasi materi pada skala atom dan molekuler. Nanoteknologi telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terahkir. Teknologi ini telah merevolusi berbagai bidang kehidupan, mulai dari kedokteran dan energi hingga manufaktur dan tekstil. Dalam dunia kedokteran, nanoteknologi membuka gerbang baru bagi pengembangan metode pengobatan dan pencegahan penyakit yang lebih efektif, aman, dan nyaman. Dalam hal pengendalian kelahiran, nanoteknologi menawarkan potensi untuk mengembangkan alat kontrasepsi yang lebih efektif, aman, dan nyaman dibandingkan metode tradisional yang ada saat ini.

Pembahasan alat kontrasepsi sebenarnya cukup tabu di Indonesia tetapi sebenarnya pada era sekarang ini, alat kontrasepsi menjadi semakin penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: pentingnya kesadaran akan kesehatan reproduksi, pencengahan penyakit menular seksual (PMS) dan alat kontrasepsi bisa membantu mengendalikan pertumbuhan penduduk, terutama di negara berkembang dengan tingkat kepadatan penduduuk yang tinggi. Menurut data kependudukan Indoseia hasil sensus pada tahun 2020 jumlah penduudk Indonesia sebanyak 270,20 juta jiwa, angka ini bertambah sebanyak 32,56 juta jiwa jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 2010 (BPS, 2020). Pada tahun 2019 Total Fertility Rate Indonesia sebesar 2,5 (Ismah, 2021). Dengan data tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa alat kontrasepsi memegang peranan yang cukup penting dalam hal pertumbuhan penduduk.

Jika kita ingin membahas alat kontrasepsi sebenarnya memiliki cukup banyak jenisnya, seperti: Kondom, Pil KB, Suntikan KB dan masih banyak lagi. Di Indonesia sendiri alat kontrasepsi paling umum ialah kondom, karena kondom sendiri merupakan alat kontrasepsi yang paling gampang di jumpai dan yang paling murah. Kondom sendiri dapat di jumpai di toko minimarket terdekat. Kondom biasanya menggunakan bahan lateks alami, seperti karet ala mini merupakan bahan yang paling umum di jumpai dan menggunakan bahan sintetis juga seperti polyurethane (PU) dan terdapat bahan tambahan lain seperti pelumas, spermisida untuk membunuh sperma dan membantu mencegah kehamilan serta flavor dan aroma.

Dalam hal bahan dasar material nanoteknologi dapat mengambil peranan yang menarik untuk kedepan nya, nanoteknologi memiliki potensi untuk merevolusi bidang kontrasepsi, menawarkan pilihan yang lebih aman dan lebih efektif bagi pria dan wanita (Su et al., 2023). Di dorong melalu perkembangan nanomaterial dan bionanoteknologi, kontrasepsi canggih dapat di penuhi melalui solusi nanomaterial dengan pendekatan yang lebih aman dan terkendali serta efektif. Teknik nanomedicine telah diperluas untuk mengembangkan metode kontrasepsi, seperti penghantaran obat yang di targetkan dan pelepasan hormon yang terkendali.(Su et al., 2023). Kemudian menggunakan perkembangan nano material dapat menawaran keamanan yang jauh lebih baik, pemberian non-invasif dan reversibilitas yang dapat di kontrol. Jadi nanoteknologi dapat membantu mengembangkan bidang alat kontrasepsi dengan tujuan menguataman keamanan.

Dalam bidang kesehatan nanoteknologi memiliki potensi untuk membatu kasus ketidaksuburan pada pria dan wanita. Ada penelitian yang melakukan percobaan yaitu nanopartikel logam dapat di gunakan untuk menginduksi kemandulan pada tikus jantan, hal ini berpotensi kedepan nya untuk di gunakan pada manusia meskipun seperti nya metode ini masih butuh di sempurnakan (Ball, 2013). Teknik nanomedicine seperti penghantaran obat yang di targetkan, juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi endometriosis, meningkatkan kebutuhan serta kepuasan pasien (Dowaidar et al., 2021). Endometriosis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya jaringan endometrium di luar rahim, yang sering menyebabkan nyeri panggul yang parah dan infertilitas. Penyakit ini merupakan penyakit yang kompleks dan multifaktorial, dengan berbagai penyebab potensial termasuk faktor genetik, hormonal, dan lingkungan (Bulun, 2019).

Diluar segala potensi dan kelebihan nanoteknologi tetap memiliki kekurangan tersendiri. Penggunaan nanomaterial dalam pengobatan repoduksi dan pembuatan bahan alat kontrasepsi juga menimbulkan kekhawatiran, terutama mengenai potensi efek jangka panjang terhadap jaringan reproduksi dan gamet (Barkalina et al., 2014). Terlepas dari segala kekhawatiran, nanoteknologi menunjukan potensi yang besar dan menarik untuk di manfaatkan untuk kebaikan umat manusia sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun