Mohon tunggu...
Antoni PieterMauritz
Antoni PieterMauritz Mohon Tunggu... Guru - belajar sepanjang hidup

semua guru semua murid

Selanjutnya

Tutup

Music

Orkes Kampung Tanpa Alas Kaki

10 Maret 2020   01:16 Diperbarui: 10 Maret 2020   01:15 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

musik OKW ( Orkes Kampung Wangak )

Setiap tanggal 9 Maret kita merayakan hari musik nasioal. Peristiwa ini, selalu kami rayakan setiap tahunnya. Sambil menyeruput kopi hitam di dela-sela latihan sore itu terdengar tawa yang tak asing bagiku. " Apa kabar kalian?" Kang Mas Ebe panggilan akrabnya menyapa dengan gaya khasnya. Sontak suasana menjadi ramai, beliau adalah sosok di balik kesuksesan kami sekarang  dalam mengarungi dunia musik bersama grub musik OKW. Candaan ringan dan motivasi yang selalu di utarakannya membuat aku dan teman -- teman semakin semangat memberikan yang terbaik di malam puncak perayaan hari musik nasional besok yang akan berlamgsung di taman budaya kota Yogyakarta. Tak terasa langit semakin gelap, satu persatu mulai beranjak pergi. Tinggalah aku, Kang Mas Ebe, dan beberapa teman yang lain. Tiba -- tiba salah satu dari mereka berkata, " Kau ceritakanlah perjalalanan mu bersama OKW ". Sambil tersenyum malu aku pun mulai bercerita.

Enam tahun yang lalu awal ku mengenal musik. Saat itu aku bertemu Ebe di sebuah kontrakan sederhana di daerah Kledokan. Beliau membawa sebuah alat musik di tangan kanannya. Juk namanya ( alat musik dari Maumere, bentuknya seperti ukulele bersenar empat tanpa fretless ), seketika aku langsung tertarik. " Wue ajari saya main ka ", dengan logat Maumere yang masih kental aku meminta untuk diajari bermain musik. Tak butuh waktu lama beliau pun mengiakan niat ku tersebut dengan memijamkan  juk-nya selama sebulan untuk ku pelajari sendiri sebelum di bimbingnya lebih lanjut. Aku di perkenalkan alat music lain selain juk seperti Teren Bass (sejenis contrabass bersenatr satu  tanpa fretless dimaikan dengan cara di pukul menggunakan stik ), dan benyol ( sejenis banjo bersenar empat tanpa fretless ) yang merupakan alat music dari maumere yang kemudian dipadukan dengan biola dan jimbe.

Sebulan telah berlalu, sambil menikmati suasana sore hari Yogyakarta, langkah kaki ku terhenti di sebuah toko musik. "nyari apa mas" seorang pelayan toko menyapaku. " Aku mau beli yang itu " jawabku sambil menunjuk sebuah ukulele yang digatung. Dengan girang ku berlari menyambangi Ebe yang lagi duduk ngopi bersama juknya sambil ku pamerkan ukulele baruku. "Niat sekali kau...ha.ha.ha " katanya sambil tertawa. Disetemnya ukulele ku kemudian kami bermain bersama di sore itu. Aku belajar bersama beliau kurang lebih selama dua setengah tahun dan selalu diajak ke setiap mereka manggung. Selama mengikuti beliau tugasku sederhana yaitu memikul alat musik dan entah kenapa aku sangat bahagia, hingga akhirnya aku berkesempatan untuk manggung bersama OKW pertama kalinya bulan Januari 2017 di Klaten. Setelah hari itu aku resmi mejadi personil OKW dan perjalanan karir ku di mulai.

Beberapa bulan kemudian, dari dalam rumah dibawahnya selembar kertas dan menjumpai kami yang lagi asik ngobrol di bawah rimbunan pohon bambu. "Mari sudah kita rekaman" kata Ebe sambil menyerahkan lagu yang ditulisnya. Dengan formasi; Papa  vokalis, Kalis backing vocal, Muok terenis Ebe  jukis 1, Kalang  jukis 2, Keku  jimbe, Toja di violinist, Puter benyol 1 dan aku di benyol 2, kami merilis lagu tersebut, yang berhasil mengangkat nama grub musik ini dan banyak diminati oleh masyarakat khususnya di Maumere dan beberapa tempat di tanah air ini. Aku bangga dengan pencapaiaan itu, selain kami di kenal banyak orang di sisi lain juga menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebudayaan dan kesenian daerah. Dalam pertunjukan musik, lagu -- lagu yang dibawahkan sebagian besar berbahasa daerah Maumere tetapi bebrapa kali juga membawakan lagu dari daerah lain, lagu nasional hingga lagu internasional. Tak hanya itu, kami kosisten selalu menggunakan pakaian adat daerah tanpa alas kaki sehingga beberapa orang memberi kami julukan orkes kampung tanpa alas kaki.

Perjalanan kami sampai ke titik ini tidaklah mulus. Banyak polemik yang terjadi hingga harus dipaksa vakum untuk beberapa saat. Namun hal itu berhasil kami lalui dan bangkit lagi. Namun hari itu aku meneteskan air mata disaat Ebe berkata "saya harus balik ke Maumere, jaga grub ini baik-baik dan teruslah berkarya". Dengan terbata-bata aku menjawab, "siap komandan". Hari -- hariku berubah tanpa sosok sahabat sekaligus orang tua di tanah rantau. Kehancuran itu makin parah di saat satu persatu dari kami harus kembali ke kampung halaman karena sudah selesai menyelesaikan studi di Yogyakarta, dimulai dari Puter benyol kemudian di ikuti sang vokalis dan violinist. " Huff...tamatlah sudah , tak ada harapan lagi" ucapku sambil menepuk jidat. Kalis dan Muok menghampiriku ."Jangan patah semangat, kita coba lagi", Muok mencoba menyemangati ku. "Masih ada kita", sambung Kalis.

Dengan formasi yang baru para serdadu tanpa alas kaki mencoba untuk  bangkit kembali namun atmosfir panggung sungguh sangat berbeda. Semangatku belum benar -- benar pulih."Kita pasti bisa meskipun tidak seperti dulu, tetapi setidaknya kita sudah berjuang". Aku berusaha memotivasi diriku sendiri. Dengan menumbuhkan semangat baru, OKW hadir dengan gaya baru dan berusaha untuk mulai garang kembali  dengan karya -- karya barunya. Besok adalah hari terpenting dalam sejarah kami, hari pembuktian bahwa OKW takan pernah mati.

Nama anggota tim : 

Kornelis Mauk ( https://www.kompasiana.com/cormahulk2977 )

Jancenia Taboy ( https://www.kompasiana.com/janceniataboy8593)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun