[caption id="attachment_290851" align="aligncenter" width="491" caption="Banjir di Kelapa Gading, Foto oleh Piere Barutu (Minggu 19 Januari 2014)"][/caption]
[caption id="attachment_290852" align="aligncenter" width="448" caption="Foto oleh Piere Barutu "]
Sore ini (Minggu 19 Januari 2014), saya mencoba mengunjungi beberapa kerabat yang terjebak banjir di Tanah Merah Kelapa Gading, yang berjarak kurang lebih 3 kilometer dari tempat tinggal, sangat sulit menembusnya, pertama saya menggunakan motor, kemudian lanjut dengan traktor,namun tingginya air yang memblokade wilayah itu menahan langkah saya yang mencoba mengantar logistik dan ingin mengetahui kabar mereka.
Saya melihat ternyata masih ada seorang manula yang menggunakan kursi roda belum mendapatkan pertolongan dari kemarin dan baru bisa di evakuasi keluarganya dengan truck barang sewaan, relawan bencana sampai kini masih lebih banyak terpaku di posko – posko, kepada pihak – pihak terkait mohon di perhatikan situasi kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara, terutama mereka (manula / orang sakit ) yang tinggal di dalam perumahan – perumahan dan wilayah yang terblokade banjir, tentu malam ini banjir di malam hari akan membuat suasana semakin mencekam.
[caption id="attachment_290853" align="aligncenter" width="343" caption="Manula di kursi roda dinaikkan truk sewaan, Foto oleh Piere Barutu"]
[caption id="attachment_290858" align="aligncenter" width="336" caption="Perumahan di Kelapa Gading, Foto oleh Piere Barutu"]
[caption id="attachment_290860" align="aligncenter" width="448" caption="Foto oleh Piere Barutu"]
*********
Sudah belah saja kota Jakarta dari selatan ke utara, demikian kira – kira status terbaru di media sosial yang saya baca hari ini, terbesit ada benarnya juga, bayangkan saja hujan yang tidak seberapa deras saja kembali membuat pemukiman yang kebanjiran dan airnya sudah mulai surut kemarin sore , tadi subuh naik kembali lebih dari 15 Centimeter.
Saya jadi teringat ucapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Pak Basuki (Ahok) kalau ke depannya pemukiman di pinggiran kali, perumahan kumuh akan di gusur semuanya,rusun dan apartemen akan mendominasi sebagai ganti, pertanyaannya apakah bisa kebijakan itu terwujud ?
Tentu saja akan memerlukan usaha dan perjuangan yang tidak semudah membalikkan telapak tangan, untuk merelokasi warga dari sekitar waduk Ria – Rio dan waduk Pluit saja, pemerintah harus mengeluarkan tenaga berikut kucuran dana ekstra yang tidak sedikit.
Dalam salah satu acara debat Caleg di salah satu TV, seorang peserta mempertanyakan kebijakan Gubernur DKI yang masih tebang pilih, beraninya menggusur wong cilik saja, kenapa tidak di gusur bangunan – bangunan besar seperti mal yang jelas – jelas mencaplok daerah resapan air, (kembali) ke wacana Ahok yang akan ‘mengusir’ ke depannya rakyat berpenghasilan di bawah standar ke pinggiran – pingiran kota Jakarta atau menempatkan mereka ke rusun / apartemen sewa, tentu saja akibatnya akan banyak pihak yang mengatakan beliau ‘brutal’, menuai kontroversi.
Mengapa ? dua hari ini (18 -19 Januari 2014) Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara hampir bisa dikatakan lumpuh, jalan utama Bulevar Raya, Bulevar Timur dan Barat serta perumahan – perumahan yang rata – rata lokasi semuanya berdiri di belakang bangunan – bangunan megah seperti mal, aparteman, sekolah internasional, akses jalan serta rumah terendam, pembangunan yang sembrono alias tidak bisa melihat sedikit saja tanah kosong, membuat nafsu mencari keuntungan terus timbul, di kecamatan yang menjadi incaran para pebisnis.
[caption id="attachment_290861" align="aligncenter" width="448" caption="Bunderan Kelapa Gading, Foto oleh Piere Barutu"]
Kembali ke topik pertama tentang status di jejaring sosial bagaimana kalau Jakarta di belah saja dari selatan ke utara dari Bogor ke Tanjung Priuk, kota Jakarta sepertinya sudah kembali memerlukan kanal baru bukan hanya sekedar sodetan atau pembersihan sisi sungai melulu dan terbukti sudah tidak (belum) ada bukti hasilnya sampai hari ini.
Jakarta harus baru dan segera berubah menjadi kota tujuan wisata, pemerintah kota tidak perlu lagi berpikir terlalu panjang untuk lebih keras mengeluarkan surat pembatalan ijin mendirikan bangunan – bangunan kelas kakap dan jangan pernah lagi mengeluarkan ijin mendirikan bangunan baru.!.
Kanal Banjir Timur ternyata belum bisa banyak membantu, bagaimana kalau status rada miring tetapi masuk akal mulai di pikirkan, sehingga Jakarta selain menyandang status Ibukota Negara bisa juga menjadi ikon wisata air dunia, kapal – kapal wisata nantinya bisa menembus kota / kabupaten Bogor Jawa Barat seandainya di wujudkan kanal baru yang membelah Bogor, Depok sampai ke muara di Jakarta Utara dengan fasilitas moderen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H