Mohon tunggu...
Piepiet Adam
Piepiet Adam Mohon Tunggu... ibu rumah tangga dan wirausaha -

incredibly me

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aplikasi Online dan Plat Hitam

16 Maret 2016   17:06 Diperbarui: 16 Maret 2016   17:23 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

beberapa tahun lalu ketika saya masih bekerja di kawasan sudirman, saya juga penikmat angkutan plat hitam yang dijadikan kendaraan pengangkut pekerja-pekerja model saya, alasannya lebih nyaman, ga pakai berlari-lari mengejar bus kota yang kalaupun terkejar belum tentu mendapatkan tempat duduk.

saya tinggal di bekasi timur, bisa dibayangkan bagaimana rasanya jika berdiri dari bekasi timur sampai terminal kemudian harus ganti angkutan umum lain demi mencapai kantor saya dan dengan tepat waktu.

huuff.. berdesakan dan kemacetan kota membuat kusut bukan hanya baju dan dandan saya, tapi juga pikiran saya.

sebenarnya saya juga tahu dari teman bahwa ada beberapa kendaraan plat hitam yang siap mengantar sampai tujuan.

ada titik tertentu untuk menemukan kendaraan-kendaraan itu parkir dan mengangkut penumpang, biasanya dalam satu kendaraan dicari yang tujuannya sama atau searah, ongkosnya lebih mahal sedikit dari bus kota yang harus dua atau tiga kali ganti, tetapi keuntungan terasa di kaki dan di bedak saya, saya tidak perlu lagi touch up dan kaki saya tidak merah karena terlalu pegal.

awalnya saya tidak terlalu peduli, mengapa pengemudi tersebut memarkirkan kendaraannya di tempat tertentu. sampai akhirnya saya mengerti ketika suatu hari kepolisian mengadakan razia, kami penumpangnyapun jadi ikutan kena getahnya, yang seharusnya saya turun tepat di belakang gedung kantor akhirnya harus jalan kaki lumayan jauh, sama juga pada saat keberangkatan, kami jadi umpet-umpetan dengan petugas polisi dan dishub jika ada.

bukan karena pengemudi tidak memiliki surat izin mengemudi atau singkatannya SIM atau surat-surat lain untuk kelancaran berkendara, usut punya usut ternyata kendaraan yang menurut saya ataupun penumpang lainnya merupakan penolong karena kenyamanannya, adalah karena plat hitam yang disalah fungsikan dan belum ada izin usaha. ini jadi dilema tersendiri bagi kami terlebih bagi pengemudi yang pastinya bukan selalu pemilik langsung kendaraannya.

suatu hari saya berkesempatan ngobrol santai dengan si pengemudi, saat itu saya memang sedang beruntung, datang lebih awal jadi bisa duduk di kursi penumpang bagian depan samping pengemudi, percakapan kami bermula dari mengenai kemacetan sampai akhirnya pendapatan. pengemudi menceritakan kemajuan kesejahteraan untuk keluarganya sedikit meningkat setelah bekerja sebagai pengemudi plat hitam, sebelum menjadi pengemudi plat hitam ia bekerja pada sebuah perusahaan pengemudi terbesar di jakarta, 

ia memilih menjadi pengemudi plat hitam karena beberapa waktu lalu terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK, kendaraan yang ia pakai sekarang adalah milik tetangganya yang bekerja di sebuah perusahaan jasa di wilayah slipi jakarta barat, sebetulnya juga termasuk salah satu penumpang di kendaraan yang saya tumpangi, wah.. beginilah potret kehidupan, segala cara di kerjakan asalkan halal dan yang terpenting adanya peningkatan kesejahteraan.

kondisi sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak yang masih sekolah menjadikannya harus segera bekerja, ada sedikit rasa bangga dengan kegigihan dan semangat si pengemudi, tapi juga ada hal yang menggelitik, kendaraan plat hitam yang saya tau biasanya tidak untuk dijadikan komerasil kecuali dengan izin-izin tertentu misalnya perusahaan rental mobil atau sekolah setir mobil. pantas saja jadi seperti kucing-kucingan dengan polisi dan dishub.

sekian tahun berlalu, saya tidak lagi bekerja, sebagai seorang ibu, saya selalu memantau kemana anak saya akan pergi, dengan siapa dan kemana. pertanyaan kemana selalu identik dengan sambungan; “naik apa ka..?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun