Project based learning merupakan pembelajaran yang berbasis proyek yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Proyek sendiri dapat diartikan seabgai kegiatan yang terdiri atas banyak pekerjaan dan membutuhkan koordinasi serta spesialisasi tenaga penunjang untuk menyelesaikannya. Project based learning merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Implikasinya, proyek hanyalah menjadi suatu wahana yang akan menstimulus peserta didik untuk berkreasi dan belajar.
      Dengan demikian, bukan proyeknya yang menjadi inti pokok model pembelajaran ini, melainkan pemeahan masalah dan mengimplementasikan pengetahuan baru yang dialami dair aktivitas proyek. PJBL menekankan pada berbagai masalah-masalah kontekstual yang akan dialami oleh peserta didik secara langsung dari proyek atau kegiatan yang mereka lakukan.
      Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Sehingga project based learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student  centered) yang menetapkan guru sebagai fasilitator. Dalam project based learning mempunyai karakteristik yang membuat guru menjadi fasilitator untuk memberikan permasalahan berupa proyek yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Hal ini kemudian membuat peserta didik harus merancan proses dan kerangka kerja untuk membuat solusi dari permasalahan tersebut. Terdapat beberapa karakteristik dari Project based learning: 1) peserta didik membuat keputusan tentnag sebuah kerangka kerja, 2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, 3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan, 4) peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, 5) proses evaluasi dijalankan secara kontinu(berlanjut), peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktifitas yang sudah dijalankan, 7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, 8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
      Dalam kesimpulan ini, PJBL dapat meningkatkan kreativitas belajar peserta didik melalui sebuah karya dengan berbagai macam bentuk yang dimana peserta didik dapat menciptakannya sesuai dengan keinginan dan bakat mereka masing-masing. PJBL merupakan model pembelajaran yang terpusat pada peserta didik untuk membangun dan mengaplikasikan konsep dari proyek yang dihasilkan dengan mengeksplorasi dan memecahkan masalah di dunia nyata secara mandiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H