Mohon tunggu...
Pidri Esha
Pidri Esha Mohon Tunggu... -

Seorang petani yang ingin belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mayang, Primadona Pasar Kembang

30 November 2010   16:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:09 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mayang, itulah nama panggilan primadonanya begitu selalu lelaki-lelaki memanggilnya tubuhnya tinggi semampai, bodinya aduhai rambutnya yang tergerai hitam, harum semerbak mewangi warna kulit kuning langsat laksana ikan sepat ** Namanya yang asli ialah Warsiyem nama yang segera membangkitkan sebuah desa kecil desa kelahirannya, yang sering dilanda banjir atau kemarau panjang bahkan berada di dalam lingkaran setan bernama kemiskinan Ia pernah kawin, lantaran sudah dua tahun tidak juga hamil Ia dicerai, lalu Ia merantau ** Tapi bukan kekecewaan cinta yang mengantarkannya di pangkuan kehidupan malam Tentulah kemelaratan jua yang menjeratnya mencampakkannya di kompleks lokalisasi Pasar Kembang ** Oh, tidak! Ia tidak tercampak Ia hanya tercabut dari lumpur kemelaratan direngkuh kegembiraan yang riuh serta padat wangi arak Ia dinobatkan menjadi primadona ** Ia pernah berada di puncak karier profesinya menjadi primadona entah sudah berapa banyak laki-laki dibuatnya sangsi, gelisah, mabuk rindu birahi atau tega meninggalkan anak isteri Ia juga telah pernah mengalahkan sekian gumpal kesedihan Ia telah pernah berhasil melonggarkan cekikan belenggu kemiskinan yang membelit hidupnya meski cuma untuk sementara ** Akhirnya kesementaraan, waktu jua, yang menyeretnya turun dari panggung sukses tempatnya bertakhta Ketika datang wanita yang lebih muda, lebih cantik, lebih seksi, Ia segera dilupakan orang Semakin lama Ia kian terlupakan Sampai akhirnya Ia memilih hidup di jalanan

1291135584876724849
1291135584876724849
Yogyakarta, Maret 2001 By Senja Kaki Bukit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun