oleh Rahmat Ansyarif (Aan Berdarah)
"Beberapa puisi dalam antologi tersebut berbicara tentang dunia yang sesungguhnya bukan dunia yang mereka hadapi sekarang. Akan tetapi dunia masa lalu, bahkan dunia khayalan atau imajinasi mereka tentang masa yang akan datang. Hebatnya, para sastrawan seakan berlagak seperti juru ramal, mereka tidak hidup pada masa lalu, tetapi mereka bisa bercerita tentang masa lalu"
Musfeptial Musa (Peneliti Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat)
Salam, Sengaja saya melampirkan potongan Artikel di atas yang di muat oleh Harian Boneo Tribun, Jumat 16 September 2011, halaman 2 (terlampir). Sebuah artikel untuk sebuah buku ditelurkan oleh Komunitas Sastra Puisi Online DDT (Derita Dendam Terlarang) yang selanjutnya akan saya sampaikan mengawali perjumpaan kita dipagi ini lewat sebuah tulisan sederhana. Alhamdulillah, kembali segala puji syukur terhatur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmatNya buku kami ini dibeberapa waktu lalu dapat terselesaikan, setelah melewati proses-proses panjang. Sebuah buku Antologi puisi yang teramu dari permainan rasa masing-masing penulisnya dari berbagai daerah, lalu ramuan itu bersama-sama kami padukan dalam rekatan helai-helai kertas dengan judul: Antologi Puisi 25 Penyair Muda Nusantara TRAKTAT CINTA DAN DOSA DALAM DENDAM Penerbit: Pena Ananda (ISBN 978-602-98200-3-4) Bersenyawa satu padu kami dari berbagai penjuru, bahkan hingga ke negeri semenanjung. Buku ini sudah tersaji disebagian besar Nusantara, meski dalam volume kecil yang dibawa dan dibagikan oleh masing-masing penulisnya, dikarenakan kami hanya mencetak 1000 exemplar. Terbagi menjadi dua bagian, separuhnya dibagikan kepada 25 penulisnya dan separuhnya dikomersilkan oleh Pena Ananda. Meskipun demikian sedikitnya, akan tetapi kami setidaknya dapat berbagi karya kecil nan sederhana ini dengan harapan dapat dibaca dan dinikmati kalangan luas, sebagaimana tujuan diadakannya seleksi oleh Komunitas Sastra Puisi Online DDT di awal lalu agar membawa manfaat dalam mengisi senarai sastra Nusantara kita. Terlepas dari persoalan substansi buku ini, keberhasilan tim Komunitas Sastra Puisi Online DDT mengadakan ajang seleksi, lalu menjadikannya karya-karya dari 25 orang yang tersebar dari berbagai daerah, dengan segala karya yang berbeda pula, juga penyatuan pemikiran-pemikiran yang beragam dalam bersatu merumuskan buku ini hingga selesai. Adapun kami tidak pernah bertemu, bahkan tidak saling kenal sebelumnya, semua perencanaan diatur secara online, tetapi kebersamaan cinta dan kemauan dalam berkaryalah yang menyatukan dan mengakrabkan kami. Ini semua adalah kepuasan tersendiri dari kami selaku pemilik Antologi ini. Mengenai keseluruhan substansi buku sepenuhnya kami serahkan kepada para pembaca atau penikmat sastra puisi. Berikut ini saya ingin mengisahkan dan berbagi secara pribadi cerita kecil nan sederhana dari rangkuman perjalanan promosi dan sosialisasi sebagian kecil di daerah Kalimantan Barat. Berikut agenda yang telah saya adakan:
-
Pembagian buku gratis/mengarsipkan ke tempat-tempat yang berkaitan dengan seni sastra.
- Mengadakan pentas seni “Deklamasi Puisi Antar Pelajar SMA” .Berikut ini adalah tempat-tempatnya, yaitu:
1. Teater KOMSAN (Komunitas Santri) STAIN Pontianak, pimpinan Bukhari 2010-2011 Teater Komsan (Teater besar di Kalbar). Segudang prestasi juga apresiasi seni bergengsi sudah di miliki dan dilakukan Teater Komsan. Kebetulan saya sendiri pernah bekerjasama dalam naskah mereka yang kemudian saya buatkan dalam bentuk puisi kecil "GonjangGanjing", lalu puisi tersebut di teatrikalisasi berantai oleh saya dan Dea Novana dalam GEBYAR SENI ULTAH KOMSAN ke-16 7 Mei 2010, dalam naskah Drama DEWAN PENGHIBUR RAKYAT, Sutradara Joko Setiadi. 2. Rumah Mimpi: Pimpinan (PAY JAROT SUJARWO) Adalah Sanggar Seni dan Taman Baca di Pontianak, tempat berkumpulnya penyair, seniman dan budayawan, yang saat bersamaan juga dengan kami, mereka ada menerbitkan buku"Warung Kopi: Antologi puisi 8 penyair KALBAR". 3. Komunitas Seni: Ae Kapuas. 4. Balai Bahasa Provinsi KALBAR. 5. Pustaka Provinsi. 6. Pustaka Kabupaten Sintang (dikirimkan oleh Nink Sujanawati) 6. Pustaka UNTAN. 7. Pustaka Kabupaten KUBU RAYA. 8. Dewan Kesenian Pontianak 9. Enzi : (BAND, dll) Bentukan Diny Mery Sandy (musisi lokal kalbar), selain itu juga seorang wirausahawan, dan beberapa waktu lalu baru saja beliau terpilih menjadi Ketua DPD LAKI Kalbar. 10. SMAN 1 Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya 11. SMAN 2 Kota Pontianak (dikirimkan oleh Nink Sujanawati ) 12. SMAN 2 Kabupaten Sintang (dikirimkan oleh Nink Sujanawati ) 13. SMPN 2 Kabupaten Sintang (dikirimkan oleh Nink Sujanawati ) 14. Guru SMPN 6 Jangkang 1 Kabupaten Kubu Raya, an Siti Zulaikha Ada cerita yang menarik di sini. Pada saat itu Ibu Zulaikha kebetulan memang sedang mencari buku puisi, beliau mendapat kabar dari saudara saya yang juga seorang guru bahwa saya baru saja bersama teman-teman dari berbagai daerah membuat buku antologi puisi. Hingga saat bertemu dengannya, beliau mengatakan "Buku tersebut akan menjadi bagian dari pegangannya, dan beberapa puisi dan syair dijadikan untuk bahan contoh dalam pelajaran untuk anak-anak" kata Ibu Zulaikha saat bersilahtuhrahmi ke rumah saya. Memang di dalam buku kami ini terdapat sedikit jenis syair (jenis puisi lama", dan syair selamanya selalu menjadi pembahasan di sekolah-sekolah hingga ke Perguruan Tinggi, karena itu adalah warisan budaya sastra puisi tua di negeri kita). Semua menerima dengan senang hati, terbukti beberapa rasa penasaran dan pertanyaan dihadirkan. Selain dari ucapan tulus terima kasih yang saya dapatkan, juga beberapa diantaranya membacakan puisi di hadapan saya langsung. Lebih-lebih saat berkunjung ke markas Enzi, selain membacakan puisi "Untukmu", Mas Diny juga memberikan kado terindah saat saya pamit dari markasnya, melakukan musikalisasi puisi pribadi saya, mendadak menjadi lagu langsung menggunakan gitar. Betapa banyak kegembiraan haru dan bahagia saya terima dalam menjalani perjalanan promosi dan sosialisasi ini selain pengalaman baru yang saya dapatkan. Alasan lain kenapa saya melakukan ini semua, yaitu mengingat dan memperhatikan UU No 4 Tahun 1990 (pasal 2 jo pasal 11) Tentang Serah Terima Karya Cetak. Bahwa karya ini jelas merupakan bentuk karya cetak. Tentunya merupakan salah satu hasil budaya bangsa yang mengisi senarai sastra nasional, maka harus disimpan sebagai arsip nasional maupun daerah. Di lain waktu setidaknya juga untuk dipergunakan sebagai penyebaran informasi budaya serta pelestarian kekayaan budaya bangsa, mungkin hingga pada tingkat kepentingan penelitian budaya daerah, dan lain sebagainya. Yang wajib adalah PUSTAKA NASIONAL dan PUSTAKA Provinsi di tempat para penulis berdomisili. ( untuk lebih jelas, pelajari penjelasan UU No. 4 Tahun 1990 Tentang Serah Terima Karya Cetak). Tak lupa aksi serupa dari beberapa teman-teman kami di berbagai daerah juga turut menyerahkan ke lembaga-lembaga milik pemerintah, diantaranya yaitu: 1. Pustaka Provinsi Kalimantan Barat 2. Pustaka Kabupaten Kubu Raya 2. Pustaka Provinsi Sumatra Barat 3. Pustaka Provinsi Jambi 4. Pustaka Provinsi Jawa Timur 5. Pustaka DKJ 6. Pustaka Provinsi Jawa Barat 7. Pustaka Provinsi Jawa Tengah 8. Pustaka Provinsi Sumut 9. Pustaka Kabupaten Medan 10. Pustaka Provinsi Lampung 11. Pustaka Kabupaten Muarabungo 12. Pustaka Kabupaten Sintang Banyak sekali manfaat dengan mendokumentasikan di Lembaga Pemerintah ataupun non Pemerintah, atau tempat khalayak ramai yang berkaitan dengan sastra. Kita bisa mempererat jalinan komunikasi dan silahtuhrahmi antar sesama insan pencinta sastra. Karena kami berharap karya kami dibaca dan ditanggapi, atau di komentari dalam hal apapun itu. Selain itu keakraban dapat lebih terjalin, semua itu akan mengarah dan memudahkan bertukar pikiran dalam hal sastra puisi. Berikutnya mengenai pentas seni, kebetulan saya di Komunitas Seni Ae Kapuas, dengan merangkul LAKI KALBAR dan ENZI, juga membuat Pentas Seni di Kecamatan Sungai Rengas “Deklamasi Puisi Antar Sekolah SMA di Pontianak” yang menyertakan puisi-puisi kami. Berikut ini para pemenangnya: Juara 1: Nurbati : MAN 1 Kota Pontianak Juara II: Luad SMAN II Kota Pontianak Juara III: Delima SMAN II Kota Pontianak 20 Agustus 2011 Demikianlah rangkuman perjalanan promo dan sosialisasi di Kalimantan Barat, semoga bermanfaat bagi perkembangan senarai sastra nusantara. Rahmat Ansyarif/Aan Berdarah Salam cinta dalam sastra
Ucapan terima kasih tulus kepada:
-
Musfeptial Musa
-
LASKAR ANTI KORUPSI INDONESIA DPD KALBAR
-
ENZI
-
Komunitas Seni Ae Kapuas
-
25 Penyair Muda Nusantara
-
Anggota Komunitas Sastra Puisi Online DDT
-
Pena Ananda
Spesial untuk Duta Leonardo Dudikoff yang kemarin telah bersusah payah membuat cerita dalam dramanya yang berjudul : Misteri Traktat Dendam. (sebuah cerita fiksi yang membawa nama buku antologi ini)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H