Aku di tepi Puncak jaya
Menikmati dingin semesta, membiarkan api menjadi es di genggaman
Kupeluki lembut awan berbadan petir, kubiarkan pecah dan menggelegar dalam kepalaku
Tak ada bibir yang membalas sapa, tak ada suara manusia berbalas tawa
Aku berdiri di atas batu bumi
Bergeser sedikit saja, aku mati
Tak ada pegangan yang menyelamatkan, tak ada tangan yang menarik bertahan
Sendiri
Aku biarkan darahku membeku di atas Puncak Jaya
Kematian demi kematian seperti sudah biasa di sini
Menyaksikan satu demi satu teman berjuang pergi dan tak terbawa kembali
Bermain bola salju seorang saja, menghibur matinya asa dalam diri
Berkecamuk, mengamuk-amuk
Batin digerogoti luka hingga keluarkan tetes kristal darah yang membeku
Bergeser sedikit saja, aku mati
Benar!!!
Angin kencang menggeser pijakanku
Dan
Mati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H