Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hei Remahan Tanuki....

29 Desember 2020   02:18 Diperbarui: 30 Desember 2020   17:09 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu aku terima kabar buruk. Davina kehilangan kesabarannya ketika menghadapi antrian ojek online di outlet.

Davina dipukul? Tanyaku cemas ketika Arga menelponku membawa kabar buruk itu.

Kami pagar Bu Vi, Pak. Kami nggak bakal biarin Bu Vi kenapa-napa. Bu Vi cuma supervisor pengganti selama Bu Irene cuti melahirkan. Seandainya yang meledak tadi adalah Bu Irene, saya yang bakalan tahan team kitchen saya buat turun pak. Tapi begitu lihat Bu Vi meledak, saya yang gerakin team saya buat turun. bukan cuma kami, tapi abang-abang ojol lainnya pun gerak cepat bantu Bu Vi. Bapak tau kenapa? Bu Vi dekat dengan siapa pun Pak. Bu Vi punya caranya sendiri untuk curi hati kami.

Ok. Terima kasih sudah jaga Davina.

Tak pernah terbayangkan kalau Davina sanggup meledak-ledak seperti yang aku tonton di layar CCTV. Arga benar. Naluri mereka untuk melindungi Davina begitu spontan.

Pak, Davina minta maaf. Hari ini sudah kehilangan kesabaran. Ngasih contoh tak baik ke team lainnya. Davina malu. Davina nggak bisa kasih contoh baik ke team. Nggak seharusnya Davina mempertontonkan cara memecahkan masalah dengan cara seperti itu. Kalau ada yang harus Davina terima sebagai bentuk tanggung jawab, Davina siap, Pak.

Beginikah Davina yang sesungguhnya? Sudah terlalu jauhkah aku mendengarkan keluhan-keluhan yang beredar selama ini tentang dia. Aku bahkan buta tentang bagaimana dia belajar menjadi sejajar dengan yang lain. Aku bahkan cenderung tak mau tau bagaimana dia berproses.

***

Heiii remahan tanuki...

Aku tunggu di Kopi Memori bawah ya.

Aku bisa melihat Davina online, tapi sayangnya aku tak tau apakah dia sudah membaca pesanku. Dia menonaktifkan laporan dibaca pada aplikasi whatsapp-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun