Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Gubernur

10 November 2015   08:17 Diperbarui: 10 November 2015   09:26 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujung knalpot sedan putih menyemburkan asap tipis, selaras dengan dentuman mesin yang baru saja dipanaskan. Sang Gubernur mengernyitkan kening, lalu mengentuk jendela depan sedan antik itu.

“Ada apa pak, belum mau jalan?” tanya pria muda di belakang kemudi.

“Kita naik becak saja, nak.”

Tak lama kemudian, Sang Gubernur dan Pria muda telah terguncang-guncang halus dalam becak di atas  jalanan kota Ujung Pandang. Seolah bisa membaca pikiran putranya, Sang Gubernur pun berujar,  

“Kita harus merasakan hidup sebagai orang biasa, nak. Kamu tidak boleh sombong. Kamu tidak selamanya jadi anak Gubernur dan tidak selamanya punya mobil. Jadi bila suatu hari tidak ada jabatan, dan tidak ada mobil, kita tidak canggung lagi.”

Pria muda mengangguk sambil tersenyum takzim.

Sang Gubernur tengah mengajarkan petuah mendalam. Di balik matanya yang tajam ada ketegasan dan keberanian, namun dari tutur lakunya tersirat kesederhanaan dan kepedulian. Orang-orang Sulawesi mengenangnya sebagai Andi Pangerang Petta Rani, sang Godfather.

 

[caption caption="ilustrasi gambar dari: daenggassing.com"][/caption]

 

#PahlawankuRTC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun