Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Rahasia Lagu Twelve Days of Christmas

22 Desember 2014   22:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:41 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjelang hari Raya Natal, umat Kristiani memiliki tradisi memutar lagu-lagu Natal baik di rumah maupun di komunitas mereka, mulai dari lagu natal tradisional sampai kontemporer dengan berbagai macam genre dan artis. Namun belakangan ini lagu-lagu bernuansa Natal juga sering terdengar di pusat-pusat keramaian. Beberapa kawan yang muslim sampai hafal sepatah dua patah lirik lagu Natal tersebut.

Salah satu dari sekian lagu Natal yang sering dikumdangkan adalah lagu bertajuk Twelves Days of Christmas. Lagu yang memang diciptakan untuk anak ini ditulis di Inggris pada abad ke-16. Liriknya sebenarnya sederhana dan ringkas tapi dinyanyikan secara komulatif sehingga jadi lagunya jadi panjang.

Pada bait pertama liriknya hanya seperti ini :

On the first day of Christmas,
My true love sent to me,
A partridge in a pear tree.

Kemudian pada bait kedua  seperti ini:

On the second day of Christmas,
my true love sent to me
Two turtle doves,
And a partridge in a pear tree.

Kemudian pada bait ketiga seperti ini:

On the third day of Christmas,
my true love sent to me
Three French hens,
Two turtle doves,
And a partridge in a pear tree.

dan seterusnya. Sampai pada bait ke dua belas liriknya seperti ini:

On the twelfth day of Christmas,
my true love sent to me
Twelve drummers drumming,
Eleven pipers piping,
Ten lords a-leaping,
Nine ladies dancing,
Eight maids a-milking,
Seven swans a-swimming,
Six geese a-laying,
Five golden rings,
Four calling birds,
Three French hens,
Two turtle doves,
And a partridge in a pear tree

Membaca liriknya sepintas lalu membuat kita akan mengira kalau lagu anak ini ditulis asal-asalan saja, yang penting melodinya renyah dan ceria, sudah cukup untuk sebuah lagu anak. Namun tidak banyak yang tahu, bahkan umat Kristiani sekalipun kalau sebenarnya lagu ini adalah salah satu bukti perjuangan iman berabad-abad yang lalu.

Untuk menjelaskan pesan yang terkandung dalam lagu tersebut, kita harus melihat sejarah lebih jauh. Pada pertengahan abad ke-15 sampai awal abad ke-16, Kekatolikan dilarang keras diajarkan dan dipraktekkan di Kerajaan Inggris. Agama yang mendapat pengakuan secara hukum dari penguasa hanyalah Church of England, atau Gereja Inggris. Para penganut Katolik yang kedapatan menjalankan ibadah, mengajarkan agama atau berbicara tentang agamanya akan ditangkap dan dihukum tanpa memandang usia. Bahkan pemerintah tidak segan-segan memberlakukan hukuman gantung kepada mereka yang melanggar.

Oleh karena itu orang-orang Katolik menjalankan ibadah atau praktek keagamaannya dengan diam-diam. Segala simbol-simbol keagamaan disembunyikan rapat-rapat dari jangkauan penglihatan penguasa dan kaki tangannya. Pengajaran atau doktrin Kekristenan yang berbau Katolik tidak bisa dilakukan terang-terangan. Sekali ketahuan, hukuman telah menanti bagi para pelakunya. Akhirnya para penganut Katolik jadi mirip organisasi terlarang yang bergerak diam-diam di bawah tanah.

Di tengah suasana mencekam itu, seorang beragama Katolik penulis lagu anak-anak menciptakan sebuah lagu bertema Natal. Lagu Natal tersebut bercerita tentang seseorang yang menerima hadiah-hadiah unik dari kekasihnya selama 12 hari setelah Natal. Walaupun hadiah-hadiah dalam lagu tersebut terdengar “tidak biasa”, orang-orang akan berpikir seorang kekasih yang sedang jatuh cinta pasti bisa memberikan hadiah apa saja untuk orang yang dikasihinya. Karena liriknya yang biasa saja, lagu ini pun bisa dinyanyikan siapa saja dengan bebas, bahkan untuk para penganut Katolik sekalipun.

Ternyata, lagu-lagu tersebut menyiratkan beberapa pokok ajaran Katolik. Ajaran-ajaran iman tersebut disamarkan ke dalam hadiah-hadiah unik dalam lagu tersebut. Dua belas hari yang dimaksud adalah dua belas hari setelah Natal, sampai hari umat Katolik memperingati hari raya penampakan Tuhan (Epifani) yang jatuh pada awal bulan Januari. True Love atau cinta sejati yang muncul pada setiap bait bukan berarti kekasih atau pacar tetapi merujuk kepada Tuhan sendiri sebagai Sang Maha Cinta dan sumber cinta sejati bagi umat manusia. Berikut arti dari setiap hadiah yang dinyanyikan pada lagu tersebut:


  1. A Partridge in a pear tree(Seekor ayam hutan di pohon pir). Partridge atau ayam hutan dikenal sebagai hewan yang berani dan sangat mengayomi anak-anaknya. Dia rela mengorbankan diri demi keselamatan anak-anaknya. Ayam hutan ini merujuk kepada Yesus Kristus sendiri yang rela berkorban demi manusia ciptaan-Nya.
  2. Two turtle doves (Dua ekor merpati) merupakan simbol perdamaian dan kasih. Dua merpati yang dimaksud adalah Alkitab yang terbagi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
  3. Three French hens(Tiga Ayam Betina Perancis). Hidangan ayam betina pada saat itu adalah sebuah hidangan yang mewah dan eksklusif. Hidangan itu biasa hanya dibuat untuk disajikan kepada raja atau bangsawan. Arti dari lirik ini adalah tiga hadiah yang diberikan kepada bayi Yesus saat lahir ke dunia yang diberikan oleh tiga raja. Hadiah-hadiah itu adalah emas, kemenyan dan mur. Literatur lain menyebutkan bahwa bait lagu ini merujuk pada Iman, Harapan dan Kasih, yaitu tiga hal yang harus dimiliki oleh setiap orang Katolik.
  4. Four calling birds ( Empat burung yang berkicau). Ini melambangkan empat penulis Injil (kitab-kitab yang menuliskan perjalanan hidup dan karya Yesus di dunia). Empat penulis injil itu yaitu: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
  5. Five Golden Rings(Lima cincin emas). Lima cincin emas melambangkan lima sakramen (simbol Kasih Tuhan kepada manusia lewat Gereja) yang boleh diterima oleh setiap orang Katolik, yaitu sakramen Babtis, Ekaristi, Krisma, Tobat dan Minyak Suci. Masih ada dua Sakramen lainnya (Imamat dan Perkawinan) tetapi tidak diperuntukkan kepada setiap orang melainkan sesuai panggilan masing-masing. Literatur lain menggambarkan lima cincin emas yang dimaksud adalah lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama.
  6. Six geese a-laying (Enam angsa yang mengeram). Sepintas lalu hadiah ini terdengar lucu. Enam angsa mengeram ini melambangkan proses penciptaan dunia yang terjadi selama 6 hari yang dituliskan dalam Kitab Kejadian. Telur adalah lambang kelahiran baru, jadi cukup logis saat penulis menganalogikan lamanya peristiwa Penciptaan dunia ini dengan hadiah 6 angsa mengeram.
  7. Seven swans a-swimming (Tujuh angsa yang berenang). Di Eropa angsa terkenal sebagai hewan yang anggun dan gerak-geriknya di atas danau atau sungai selalu menjadi pemandangan indah. Ini merujuk kepada tujuh karunia Roh Kudus yaitu: Hikmat, Pengertian, Nasihat, Keperkasaan, Pengenalan akan Allah, Kesalehan, dan Takut akan Allah.
  8. Eight maids a-milking (delapan gadis pemerah susu). Pemerah susu adalah pekerjaan rendahan pada saat itu. Pemerah susu seperti juga para pekerja kasar lainnya adalah orang-orang yang sederhana, miskin dan dikucilkan. Bait lagu kedelapan ini mau mengajarkan bahwa Tuhan datang untuk siapa saja, bahkan untuk orang-orang paling kecil sekalipun, seperti yang dilukiskan firman Tuhan pada Delapan Sabda Bahagia yang tercatat dalam Injil Matius pasal lima.
  9. Nine Ladies Dancing (Sembilan Wanita yang Menari). Tarian adalah tanda kegembiraan dan sukacita. Sembilan wanita menari melambangkan 9 buah-buah Roh Kudus yaitu: Kasih, Suka cita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan dan Penguasaan diri.
  10. Ten Lords a-leaping (Sepuluh tuan yang melompat). Lord atau tuan melambangkan kebangsawanan. Para bangsawan saat itu menjadi masyarakat kelas pertama yang sangat dihormati kasta-kasta dibawahnya. Bait ini melambangkan 10 perintah Allah yang diberikan Tuhan kepada Musa untuk diikuti oleh seluruh umatnya.
  11. Eleven Pipers piping (Sebelas Pemain suling). Pemain suling melambangkan rasul-rasul yang pertama kali mengabarkan Injil kepada dunia. Dari semula 12 rasul kemudian tersisa 11 rasul.
  12. Twelve drummers drumming (Dua belas pemain drum). 12 pemain drum ini melambangkan 12 pokok iman yang diucapkan pada syahadat umat Katolik.

Demikian makna yang tersirat dalam lagu Twelve Days of Christmas. Memang orang dewasa butuh ingatan yang kuat untuk bisa menghafal keseluruhan lirik lagu tersebut. Tapi bagi anak-anak, menghafal lagu sejenis ini apalagi menghubungkan dengan ajaran iman yang diselipkan di dalamnya bukan sesuatu yang sulit dilakukan.

Menyertakan ajaran-ajaran Katolik ke dalam lagu yang dikemas secara implisit akan membuat perbedaan penghayatan terhadap lagu tersebut antara orang yang memahami artinya dan orang yang tidak memahami artinya. Sehingga setiap kali anak-anak Katolik menyanyikan lagu itu mungkin akan terdengar sebagai lagu biasa saja bagi orang awam. Tetapi bagi mereka lagu itu sangat membantu mengingat pelajaran-pelajaran iman yang diajarkan oleh orang tuanya.

Kendati kemudian tidak ada lagi intimidasi kepada kebebasan menjalankan agama Katolik di Inggris, lagu ini tidak memudar bahkan terus terdengar gaungnya menembus batas waktu dan benua. Kini lagu Twelve Days of Christmas sudah menjadi sejajar tempatnya dengan lagu-lagu natal tradisional yang lain, digubah dalam berbagai versi dan sudah dinyanyikan oleh jutaan orang diseluruh dunia.

Fungsinya sebagai lagu yang menyamarkan pokok-pokok ajaran iman Katolik juga sudah mulai bergeser seiring waktu dan perkembangan peradaban. Jadi artikel ini tidak perlu dicicipi sebagai artikel yang sarat muatan agama dan spiritualnya. Artikel ini hanyalah pengulangan reminder untuk membuat kita tidak melupakan keping-keping sejarah sekaligus tambahan wawasan bagi pembaca sekalian.

Selamat menyongsong hari Natal bagi yang merayakannya. (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun