Menjejak kenangan
seperti merengkuh bayangan
hanya bisa memandang tak bisa menyentuh
hanya bisa memanggil tapi kian menjauh.
Binar mata teduh
genggaman lembut
rambut beraroma melati
embusan cinta setajam belati.
Dirimu seperti panorama
yang dilukis masa lalu di atas telaga
aku hanya bisa memandang tak bisa menyentuh
atau panorama buyar jadi riak luruh.
Bahkan senyummu
telah jadi milik waktu
sampai harus kukunci rapat
sunggingan terakhir yang tersisa
dalam peti bisu
lalu membuang kuncinya di dasar kalbu.
Menjejak kenangan
seperti menyibak tirai malam
keindahan hanya sepotong jalan
lalu dibuyarkan pagi diam.
Aku pun meneruskan hari
terjebak masa kini.
---
kota daeng, 23 Februari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H