Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Mata Malaikat: Generasi Terakhir

27 Mei 2014   05:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:04 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/kompasiana (kompas.com/daily mail)

[caption id="" align="aligncenter" width="619" caption="Ilustrasi/kompasiana (kompas.com/daily mail)"][/caption] Cerita Sebelumnya: Ternyata Mata Malaikat menyimpan sejumlah kisah kelam dari masa lalu. Pertarungan dua klan besar di Jepang selama berabad-abad untuk memperebutkan pusaka tersebut membuatnya harus melalui jalan sejarah yang panjang dan penuh pertumpahan darah. Pada akhirnya selama beberapa generasai, Pusaka tersebut tersimpan dengan rapi pada klan Nakamura. Sakura yang menjadi generasi terakhir dari klan Takahashi mendapati kenyataan bahwa suaminya, Presiden Takeda adalah generasi terakhir dari klan Nakamura dan kematian mendiang suaminya adalah jalan untuk mendapatkan kembali pusaka tersebut. Selengkapnya

Kapal induk Teracephus melayang di dekat gugus bintang RT645. Di salah satu sel tahanan  yang memiliki pengamanan tinggi nampak Sakura tertunduk lesu. Wajahnya kusam dengan tatapan hampir kosong.

Setengah jam lalu Zeth bersama Abdul, pengacara keluarga mereka baru saja meninggalkan sel tersebut membawa sejumlah cerita yang mengiris kalbu.

Sakura baru saja mengakui semua perbuatannya. Setiap detail tidak ada yang dilewatkannya.

Sejak mengetahui kalau mendiang Presiden Takeda, suaminya sendiri, adalah generasi terakhir klan Nakamura, Sakura pun mulai membuka berkas demi berkas riwayat hidup suaminya. Tidak ada satu informasi pun yang diabaikan. Bahkan rahasia yang telah terkubur dalam-dalam pun berhasil dikuak oleh Sakura.

Akhirnya Sakura berhasil menjalin benang merah dari potongan-potongan informasi tersebut dan mengetahui kalau Mata Malaikat juga tersimpan rapi selama ini. Mendiang Presiden Takeda menyamarkan pusaka itu ke dalam daftar kekayaannya bersama puluhan artefak dan pusaka lainnya. Presiden Takeda adalah seorang kolektor barang antik, sehingga tidak mudah menemukan informasi yang dibutuhkannya. Namun kini setelah memastikan suaminya memiliki Mata Malaikat, Sakura hanya perlu mencari tahu dimana tepatnya suaminya menyimpan pusaka tersebut.

Loyalitasnya terhadap klan melebihi cinta terhadap suaminya. Sehingga Sakura merancang sebuah skenario yang sangat rapi untuk mendapatkan kembali pusaka yang telah berabad-abad jadi rebutan kedua klan. Memintanya secara langsung tentu bukan pilihan yang bijaksana. Bisa-bisa Presiden Takeda mengetahui kalau Sakura adalah generasi musuh bebuyutan klan mereka. Dan Pencariannya selama belasan tahun akan berakhir sia-sia.

Maka cara yang paling mungkin adalah membuat presiden Takeda menyerahkan Mata Malaikat secara “terpaksa” kepada Sakura. Awalnya Sakura tidak berniat menyingkirkan suaminya dengan kematian. Dia hanya ingin membuat suaminya menderita sakit berkepanjangan yang menurunkan kinerja saraf-sarafnya, sehingga mudah untuk membujuknya menyerahkan tetak bengek pengelolaan harta. Dengan demikian peluang untuk mendapatkan Mata Malaikat juga semakin besar. Sakura ahli dalam meramu obat-obatan.

Tapi rencana tersebut mendadak gagal begitu Sakura mendengar penuturan suaminya kalau Federasi telah mengirim surat pemberitahuan awal mengenai rencana mereka untuk menarik suaminya menjadi Kepala Divisi Linguistik pada Departemen Eksplorasi Planet Asing. Jika Federasi sudah mengirimkan surat seperti itu, hanya butuh waktu dua atau tiga bulan saja, Presiden Takeda sudah berada pada posisinya yang baru.

Maka Sakura harus bergerak cepat. Sebuah rencana gila tiba-tiba muncul di kepalanya. Daftar kekayaan suaminya akan menjadi miliknya begitu suaminya meninggal. Maka sebuah skenario dadakan yang penuh improvisasi dan resiko pun dilakukan.

Presiden Takeda adalah seorang perfeksionis dan sangat memuja integritas dirinya. Dia tidak suka kegagalan. Maka cara pertama yang ditempuh Sakura adalah menghubungi kembali beberapa turunan Takahashi yang tersisa dan masih memiliki loyalitas pada klan. Salah satunya Fang, si pedangang barang gelap. Fang diminta menyelundupkan narkotika untuk menjebak Zeth putra mereka yang sedang menimba ilmu di Universitas Pusat. Fang berhasil dan Zeth pun ditahan.

Sakura tahu benar bagaimana tabiat suaminya. Peristiwa penahanan Zeth itu membuat Presiden Takeda terpukul. Mungkin seiring penyelidikan akan ketahuan kalau Zeth tidak bersalah. Tapi selama selang waktu itu Sakura dapat melakukan kiat lain untuk memuluskan skenarionya.

Sakura butuh satu pemicu lagi. Entah kebetulan atau tidak, kabar Federasi mengenai rencana untuk menarik Presiden Takeda berdekatan dengan masa Planet Pariya memasuki zona Periheliumnya. Selama planet Pariya berada pada zona perihelium selama empat bulan, aktivitas seluruh koloni di permukaan Pariya dipindahkan ke dalam bunker-bunker raksasa yang tertanam di perut Pariya.

Selama proses migrasi, perpindahan aktivitas warga dari permukaan ke dalam bunker, Or, monster lokal Pariya pun mulai keluar dari persembunyian mereka di hutan-hutan tropis. Sakura pun mendapat ide cemerlang. Sebagai mantan pasukan Tabor, dia sudah sangat terlatih untuk menguasai teknologi apapun yang dikembangkan federasi. Sehingga mudah saja bagi Sakura untuk meyusup ke dalam sistem keamanan Koloni.

Pada satu kesempatan, Sakura mematikan sistem komunikasi dan radar untuk beberapa waktu. Sehingga salah satu rombongan warga yang akan memasuki bunker tidak mendapat sinyal peringatan mengenai puluhan Or, yang akan terbang melintas dekat gerbang bunker.

Akibatnya iringan-iringan warga yang akan memasuki gerbang bunker tidak menyadari bahaya yang akan terjadi sampai puluhan Or menyerang mereka. Peristiwa naas itu menyebabkan kematian tujuh orang warga sipil dan dua orang prajurit. Peristiwa ini belum pernah terjadi sepanjang sejarah Koloni TX300, koloni yang dipimpin oleh Presiden Takeda.

Dua peristiwa ini membuat Presiden Takeda benar-benar terpukul. Dia selalu menceritakan peristiwa itu siang malam kepada Sakura istrinya. Skenario awal Sakura berjalan sempurna. Sakura tinggal perlu menyelesaikan sisa skenarionya. Dia mengekstrak beberapa jenis jamur untuk menciptakan racun yang sempurna. Bekerja dalam hitungan detik. Mematikan syaraf-syaraf secapat kilat, mematikan kerja jantung dan tidak meninggalkan endapan yang bisa ditemukan tim forensik.

Pada satu kesempatan saat Presiden Takeda sedang bekerja di kamar kerja pribadinya, Sakura menghidangkan teh khas Pariya yang telah dicampur dengan racun tersebut. Racunnya baru mulai bekerja saat Sakura meninggalkan kamar kerja Presiden sehingga terciptalah alibi yang sempurna.

Sakura sudah bisa memastikan dia akan jadi orang yang pertama menemukan jenazah Presiden. Tak ada orang lain lagi yang berani mengganggu jika Presiden sedang bekerja. Maka kedatangan berikutnya ke kamar kerja Presiden dia sudah mempersiapkan properti yang mendukung skenarionya. Tambang bekas yang digunakan untuk menggantung Presiden, dan memo tulisan tangannya sendiri. Tapi tulisan itu sudah dibuat semirip mungkin dengan tulisan tangan Presiden Takeda.

Sakura yang gesit cuma butuh waktu singkat untuk menggantung suaminya menggunakan tatakan lampu hias yang kokoh di langit-langit. Berikutnya dia cuma harus perpura-pura histeris dan memanggil seisi rumah kepresidenan untuk membantunya menurunkan jenazah mendiang Presiden.

Memo yang ditinggalkan Sakura yang mirip tulisan tangan Presiden Takeda, seketika itu menjadi acuan untuk memastikan Presiden Takeda bunuh diri.

Sakura berharap, wasiat presiden mengenai harta warisnya akan segera dibacakan. Namun rupanya proses itu butuh waktu lebih lama karena tim pengacara keluarga harus membagi waktu dengan kasus Zeth. Masalah berikut, Presiden Takeda juga rupanya menyimpan puluhan pusakanya di beberapa planet. Sehingga waktu untuk menyelesaikan birokrasinya lebih panjang.

Namun Sakura tidak tinggal diam. Instingnya mengatakan dia harus waspada terhadap perkembangan kasus ini. Sekalipun jenazah suaminya sudah dikremasi tanpa proses otopsi yang panjang, orang dari Federasi membawa serta memo tulisan tangan presiden Takeda. Sakura sudah sangat terlatih meniru simbol, kaligrafi dan tulisan tangan seseorang. Tapi tidak menutup kemungkinan perangkat canggih milik federasi bisa menemukan beberapa cacat yang tidak kasat mata.

Apalagi program mata-mata yang dia tanamkan pada sistem koloni beberapa kali melaporkan ada transmisi-transimisi bersifat rahasia yang dikirimkan federasi ke Kantor sekretariat kepresidenan. Sakura mencoba memecahkan enkrispi pesan yang dikirim Federasi namun kelihatannya pesan-pesan tersebut di enkrispi dengan sangat rapi.

Dia juga berhasil mendeteksi komunikasi Lot dengan Kepolisian Koloni. Tidak biasanya.

Makanya dia mengundang Lot, sekretaris Presiden secara diam-diam untuk mengorek rahasia sekalian menyingkirkannya. Lot bisa menjadi orang kunci yang dapat mengganggu kelancaran skenarionya.

Tapi terjadi satu kesalahan kecil yang membuat seluruh skenarionya buyar seketika. Sakura sedikit lengah. Dia yakin racun yang sama yang dicampurkan ke dalam minuman mendiang presiden Takeda akan mengakhiri nyawa Lot. Nyatanya Lot telah mengantisipasi dengan membawa kapsul antidot super, yang pada saat-saat terakhir menyelamatkannya dari ancaman maut.

Pada hari yang sama, satu pasukan penyerbu juga mendobrak pintu rumah kepresidenan, setelah salah satu petinggi Kepolisian Koloni menemukan beberapa fakta yang mencurigakan. Pasukan penyerbu pun menemukan Lot yang sudah dibuat pingsan. Namun Sakura berhasil meloloskan diri. Akhirnya Lot menjadi saksi awal yang membuat Sakura menjadi orang paling dicari di planet Pariya.

Bersamaan dengan itu, penjebak Zeth, Fang mulai tercium ulahnya. Penyelidik dari Kepolisian Federasi berhasil menciduk Fang dan menuntut Fang cukup berat atas sejumlah pelanggaran yang dilakukannya selama ini. Namun Kolonel Rico yang cerdik berhasil memanfaatkan Fang untuk menjebak Sakura. Mereka akan meringankan hukuman Fang jika dia membantu menemukan Sakura. Fang pun menyanggupi.

Peran Fang cukup berarti untuk menemukan Sakura. Pertemuan dengan Fang dengan Sakura menjadi awal kejar-mengejar yang panjang antara Sakura dan puluhan agen serta sejumlah pasukan khusus. Sampai pada akhirnya Sakura pun berhasil diringkus.

******************

Kenyataan pahit yang didengarnya langsung dari anaknya sendiri membuat dia seketika tertunduk lesu. Seperti api membara yang dipadamkan guyuran hujan.

“Saat ayah mengunjungiku dalam tahanan beberapa waktu lalu, ayah meminta aku merahasiakan kalau dia akan memberikan sebuah hadiah berupa salah satu koleksi benda antiknya yang diyakininya akan membuat ibu sangat senang. Aku bertanya benda antik apa itu? Ayah menjawab dengan mata berbinar...... Mata Malaikat namanya,” Lot menahan getaran sedih dari dadanya saat mengatakan kenyataan itu kepada ibunya dari balik kaca pembatas antara pengunjung dan tahanan.

Sakura menatap tak percaya.

“Dari mana ayah tahu kalau ibu... ibu menginginkan pusaka tersebut?” Sakura balik bertanya.

“...entahlah. Tapi sepertinya sebelumnya ayah sudah lama tahu kalau ayah dan ibu berasal dari dua generasi musuh bebuyutan. Ayah berharap hadiah pernikahan ini akan mendamaikan dua generasi tersebut.”

Sakura terdiam.

“...tapi sekarang sepertinya semua sia-sia. Ayah sudah pergi karena.... karena ulah ibu. Bahkan sekarang aku tidak tahu lagi harus memaafkan ibu atau tidak. Aku tidak percaya ibu yang cerdas ternyata lebih memilih mempertaruhkan rumah tangga demi sebuah mitos yang tidak jelas juntrungannya...!!” volume suara Zeth naik.

Sakura tetap terdiam. Dadanya menyimpan banyak gejolak yang susah diungkapkan.

.....dan tahu-tahu Zeth sudah pamit dan pergi dari hadapannya.

“....aku harap ibu menjaga sikap di pengadilan nanti, dan.... minta maaf pada arwah ayah.”

“Zeth...!! Ibu minta maaf, Zeth....!!”

Tapi terlambat. Zeth sudah menghilang dari balik pintu ruangan.

Air mata Sakura pun turun membasahi pipinya

************************

Tim ilmuwan federasi yang dipimpin oleh Jen, seorang peneliti cantik berambut pirang pada akhirnya berhasil menarik Mata Malaikat dari tempat penyimpanannya di Planet Freya. Planet ini adalah salah satu planet yang terletak di gugus bintang CM020. Tidak ada yang menduga kalau pusaka yang penuh sejarah tersebut bersama beberapa benda antik koleksi Presiden Takeda lainnya tersimpan di Planet yang hampir seluruh permukaannya tertutup lapisan es.

Planet tersebut dijadikan planet transit kapal-kapal induk untuk perbaikan atau mengambil suplai air dan makanan. Koloni yang menghuni planet tersebut pun bisa dihitung jari. Namun itu juga yang membuat rahasia Mata Malaikat tetap tersimpan aman di dalam perut Planet tersebut.

Salah satu ruangan di kapal induk Phoenix sudah dipenuhi beberapa ilmuwan sejarah. Juga nampak Lot, Kolonel Rico dan Kapten Robinson. Zeth yang baru saja tiba bersama Abdul juga nampak disitu. Rencananya mereka akan melihat pusaka bernama Mata Malaikat itu untuk pertama kalinya.

Semua menahan napas begitu peti besi berisi Mata Malaikat di letakkan beberapa petugas di tengah ruangan. Peti tersebut diberi pengaman khusus. Kunci digital yang hanya bisa dibuka dengan kode tertentu. Jika kode yang dimasukkan salah tiga kali berturut-turut, peti tersebut akan meledakkan dirinya sendiri.

Untunglah kode pembukanya sudah ada pada tuan Abdul bersama surat-surat wasiat peninggalan presiden Takeda. Jen membaca kode petinya, dan tuan Abdul mencari kode peti yang dimaksud lalu membacakan kode pengamannya.

“136-678...”

Hati-hati Jen memencet satu persatu tombol keypad di sisi peti tersebut. Sebuah desis halus terdengar dan.... peti tersebut pun terbuka. Semua orang tercengang. Peti terbuka pada percobaan pertama.

“Bolehkah, tuan muda Zeth diberi kehormatan untuk memegang Mata Malaikat pertama kali?” Abdul memecah keheningan tersebut.

“Silahkan Zeth, pusaka ini masih milik kamu, “ jen mempersilahkan.

Memang mestinya seluruh harta warisan Presiden Takeda dilimpahkan kepada istrinya. Namun karena terjadi kasus, dan Zeth sudah cukup usia untuk bertindak di mata hukum maka seluruh kepemilihan harta waris pun diserahkan kepada Zeth.

Zeth mendekat perlahan ke arah peti tersebut. Begitu sampai matanya berbinar memandangi isi peti. Sebuah benda berkilauan terbuat dari emas murni. Benda tersebut berbentuk seperti perisai lebar dengan panjang hampir dua meter. Perisai tersebut tersebut penuh ukiran yang detail, dengan motif bunga Sakura, naga terbang dan beberapa samurai di sudut-sudut perisai. Di bagian tengah terdapat ukiran mata yang cukup besar, dan bulatan bola mata yang ada ditengah menyembul keluar. Sebuah karya artistik dari masa lalu.

Mata Malaikat rupanya cukup berat sehingga Zeth membutuhkan bantuan dua orang pria untuk membantu mengeluarkannya dari peti. Zeth pun memberi isyarat kepada tuan Abdul.

“Oh ya, tuan muda Zeth akan menyimpan Mata Malaikat di laboratorium sejarah milik Federasi agar generasi muda kita juga dapat melihat warisan peradaban manusia yang sudah ditinggalkan berabad-abad. Saya pikir itu pilihan yang.... bijaksana..,”

Jen dan kawan-kawan pun sepertinya senang dengan keputusan tersebut.

“Wah, kami akan punya tambahan pekerjaan dengan kehadiran pusaka ini Zeth,” Jen menyahut ramah.

****************************

Pengadilan Federasi dengan agenda Pembunuhan Presiden Takeda dan Percobaan Pembunuhan terhadap Lot dimulai beberapa hari kemudian. Persidangan berlangsung sangat lancar.

Sakura sangat koperatif, bahkan pada juri hampir tidak percaya wanita di depan merekalah yang menjadi pembunuh orang nomor 1 di Koloni TX300 planet Pariya.

Sebenarnya membunuh Presiden Koloni adalah sebuah kejahatan berat dan pembunuhnya diancam dengan hukuman mati. Namun mengingat Sakura cukup ramah selama persidangan dan tidak memperkeruh sidang dengan menutup-nutupi kesalahannya sekecil apapun, hukumannya diringankan menjadi penjara seumur hidup. Sakura akan diasingkan di salah satu Planet penjara dengan keamanan maksimal. Dia diberi fasilitas transmisi sebulan sekali dan kunjungan dari keluarga dua kali setahun. Sakura cukup puas dengan hukuman itu.

Di akhir sidang, Zeth memeluk ibunya terharu. Dia sangat sedih tapi sekaligus bahagia melihat ketulusan ibunya. Sakura pun berkali-kali meminta maaf kepada Zeth.

************************

Pada hari para terdakwa akan menuju ke planet penjara C204, dua orang berpakaian hitam nampak berjalan tergesa-gesa ke galeri utama milik Federasi. Seorang pria dan wanita memakai berkacamata hitam. Suasana galeri saat itu sedang sepi karena jam berkunjung sudah hampir habis. Keduanya kini berdiri di depan Mata Malaikat. Pusaka itu diberi perlindungan khusus, kaca setebal puluhan sentimeter dengan senjata laser yang dilengkapi sensor gerak untuk mencegah mereka yang punya niat jahat mencuri pusaka tersebut.

Wanita mengarahkan telapaknya ke arah pusaka tersebut.

“Luar biasa..... aura pusaka ini masih terasa jelas, bahkan setelah tersimpan beradab-abad lamanya.”

“Aku bisa membantu anda meloloskan diri, nyonya. Setelah itu kita bisa menyusun rencana untuk mencuri kembali Mata Malaikat,” pria disampingnya berbisik pelan.

“Sudahlah, Kobayashi. Aku sudah lelah jadi ksatria. Lagipula.... kini Mata Malaikat sudah jadi milik Putraku sendiri. Pusaka itu tidak akan kemana-mana lagi. Biarlah dia jadi pemersatu klan Nakamura dan Takahashi. Aku hanya minta bantuanmu untuk ikut menjaga Zeth. Dia memiliki darah dua klan hebat.....,” suara wanita bergetar tanda menahan kesedihannya.

“Baik nyonya...,”

“Sekarang antar aku kembali ke pesawat. Sudah hampir waktunya...”

*********************

Keributan kecil terjadi di anjungan pesawat Raptor, pesawat berukuran sedang yang akan membawa 36 orang narapidana yang akan diasingkan ke planet penjara C204. Wajah Kapten kapal, Onimus pucat pasi begitu mendengar salah satu narapidana tidak berada pada posnya. Padahal tidak lama lagi kapal akan berangkat meninggalkan kapal induk Phoenix.

Beberapa opsir didamprat habis-habisan dan mereka disuruh untuk mencarinya di seluruh kapal. Narapidana itu mestinya tidak bisa jauh-jauh.

“Nomor berapa yang hilang opsir Claudia??” teriak Kapten Onimus kepada salah satu stafnya yang bersiaga di depan layar CCTV. Stafnya menyentuh beberapa kali layar monitornya lalu menyahut.

“Narapidana nomor CS996-012, Kapten....,”

“....dan siapa orangnya?!”

“CS996-012 itu...... Sakura Yamasaki, kapten!”

Kapten Onimus terbelalak, lalu menelan ludah saking kagetnya.

“Apaaa??!!!!”

Tiba-tiba beberapa lampu ruangan anjungan meredup. Beberapa layar monitor juga padam sejenak lalu menyala kembali.

Kini giliran Opsir Claudia yang terbelalak memandang layar monitornya.

“Pak... Nomor CS996-012 sudah kembali ke posnya!”

“Apaa??! Jangan main-main. Cepat hubungi staf di ruangan narapidana!!”

Tak lama kemudian terdengar suara dari pengeras suara.

“Disini Opsir Kobayashi, kapten. Semua narapidana berada pada tempatnya. Tidak ada yang ketinggalan....!”

Kapten Onimus geleng-geleng kepala. Lalu menduduki kursi kaptennya.

“Kalian ini mau bikin aku jantungan saja. Baiiikk!! Seluruh awak kapal bersiap. Arahkan pesawat ke koordinat 345-434-V12. Dalam waktu kurang dari satu menit, kita ke planet C2014! Nyalakan mesinnya!!”

*********************

Di akhir kisah ini, sejumlah peristiwa penuh makna terjadi. Zeth mendapat perhatian dari Federasi dan dikirimkan surat rekrutmen Pasukan Tabor.

Planet Pariya telah melewati zona periheliumnya. Sebentar lagi aktivitas seluruh warga koloni akan kembali dipusatkan di permukaan planet. Histeria akibat berita mengejutkan mengenai Sakura yang baru saja menggemparkan seluruh Koloni TX300 dan sebagian masyarakat Pariya perlahan-lahan mulai mereda. Presiden baru koloni, Presiden Uzulu dan timnya cukup berhasil membangun persepsi masyarakat.

Oh ya, Lot telah melamar Jen dan lamarannya diterima dengan sukses. Dia akan mengambil cuti panjang dan kembali ke Planet kelahirannya, Planet Zordam untuk memperkenalkan Jen pada kedua orang tuanya.

Peradaban terus berkembang dan kisah-kisah lain akan terus menunggu untuk diceritakan.

(T A M A T)

Nasi Bungkus: Terima kasih yaa untuk semua pembaca setia Mata Malaikat. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun