Foto close up kawanku, Andro, memenuhi setengah layar komputer Maya. Cewek bening itu memperhatikan seluruh detail wajah Andro. Sempurna, mungkin itu yang berada di dalam benak Maya. Cewek normal manapun pasti spontan akan berpikir demikian saat memandang wajah kokoh blasteran indonesia-india itu. Seperti kombinasi wajah Primus Yustisio dan Shaheer Sheikh.
“Cakep sih,…” sahut Maya.
“Gimana? Mau gak aku kenalin?” tanyaku lagi.
Maya mengangguk. Ada binar-binar di matanya.
Dua minggu lalu Andro putus dari pacarnya, seorang model lokal. Dia nampak benar-benar larut dalam kesedihan. Ternyata petualang cinta itu bisa sedih juga diputus cinta. Lalu.. Maya teman kantor yang satu divisi denganku juga sedang menjomblo dan sesekali minta dikenalkan pada kawan-kawan sepermainanku. Keduanya orang itu sama-sama single, sama-sama mapan. Dari segi usia, juga sudah sangat matang untuk membina hubungan yang serius sampai ke jenjang rumah tangga.
Beberapa menit lalu saat ngobrol ngalor ngidul menjelang waktu istirahat siang, Maya iseng menanyakan sosok cowok gagah pada salah satu postingan instagramku. Aku membuka beberapa gambar untuk konfirmasi, lalu dia menunjuk salah satu cowok di antara aku dan beberapa kawan pada gambar berlatar logo restoran jepang yang baru di-launching di kota kami. Foto Andro. Aku pun membuka profil facebook Andro di komputer Maya untuk memperkenalkannya sekilas.
Kemudian untuk melancarkan komunikasi mereka, aku memberi nomor Pin Andro pada Maya dan memberi Pin Maya pada Andro.
“No. Pin siapa nih?” chat Andro
“Temen kantor. Cewek. Orangnya baik, smart, siapa tahu kalian bisa nyambung….,” balasku.
Andro mengirim emoticon senyum lebar, lalu
“Cakep gak?”