Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesempatan Kedua

2 Maret 2016   21:39 Diperbarui: 2 Maret 2016   21:45 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi gambar dari: flickr.com"][/caption]

 

Hujan sedang menjajah kota. Diah berlari kecil menerobos tarian hujan, menghampiri pos satpam di gerbang perumahan, lalu berbicara dengan salah satu satpam di sana.

Setelah mendapat arahan, dia berlari kembali ke dalam taksi biru metalik. Kemudian taksi itu melaju pelan mengikuti instruksi Diah.

Walaupun sudah sejauh ini, Diah belum benar-benar meyakini keputusannya. Masih ada benci, tapi semesta seperti memaksanya menemukan kembali Rio, yang telah ditinggalkannya hampir enam bulan lalu.

Lelaki itu sudah sangat melukai hatinya, tapi Diah tetap membiarkan roda taksi berhenti di depan sebuah rumah bercat kuning. Ciri-ciri rumah itu sama dengan yang digambarkan adik iparnya. Pintu rumah terbuka. Dari dalam muncul wajah Rio, berkaos oblong dan bercelana pendek.

Masih terasa sakit pada hati Diah, tapi harus diakui, dia sangat merindukan wajah di ambang pintu itu.

Tak ingin membiarkan Rio penasaran lebih lama, Diah menurunkan kaca taksi. Rio nampak terkejut.

Di balik tirai hujan, Diah membiarkan tatapannya dan tatapan Rio berbalas-balasan, membiarkan kalbu mereka berbicara.

Ada pesan “Maafkan aku, Cinta,” dari mata Rio.

 “Ayah…!” seru bocah lelaki kecil disamping Diah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun