Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemana Arah Akrobat MKD Kita?

1 Desember 2015   18:37 Diperbarui: 1 Desember 2015   19:52 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Mestinya kita tidak perlu heran dengan manuver-manuver yang sedang dimainkan MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan). Soalnya punggawa-punggawa MKD adalah orang-orang fraksi juga. Jadi sulit rasanya berharap ada keputusan yang fair dan independen dari kasus-kasus yang mereka tangani.

Tapi tetap saja akrobat DPR dan MKD beberapa hari ini terhadap kasus SN (Setya Novanto) membuat kita mengernyitkan kening dalam-dalam.

Secara khusus saya akan menyoroti fraksi Golkar. Dimulai dengan penggantian tiga anggota MKD dari fraksi berlambang beringin ini secara mendadak menjelang dibahasnya kasus SN. Partai tentu memiliki argumen sendiri dan reposisi tetap dilakukan kendati beberapa fraksi lain protes karena ketiga pengganti ini, Kahar Muzakir, Adies Kadir dan Ridwa Bae juga memiliki jabatan pada alat kelengkapan DPR yang lain yaitu Banggar dan Baleg DPR.

Setelah itu kabar baik yang sudah dihembuskan kepada masyarakat pasca rapat internal MKD 24 November lalu mengenai ditindaklanjutinya kasus SN ke persidangan tiba-tiba pupus seperti debu yang dibawa angin. Harapan masyarakat ini bisa jadi tinggal harapan, saat tiga punggawa MKD pengganti asal fraksi Golkar tersebut menjadi orang-orang pertama yang menganulir hasil rapat sebelumnya. Alasannya masih sama dengan polemik yang muncul sebelumnya, yaitu legal standing pelapor dan durasi rekaman yang dipersingkat.

Agenda utama rapat tanggal 30 November kemarin yang mestinya membahas pengaturan sidang SN buyar sudah. Rakyat yang sudah menanti lanjutan beritanya kecewa berat setelah media memberitakan yang terjadi dalam rapat justru adu urat leher menyetujui atau tidak menyetujui hasil rapat tanggal 24 November yang lalu.

Dalam dunia manajemen, menganulir hasil rapat sebelumnya adalah keputusan ‘luar biasa’. Bukan saja karena rapat adalah bagian dari siklus manajemen yang menguras cost dan waktu, tapi rapat juga terkait dengan performance organisasi. Menganulir hasil rapat baru dilakukan jika terjadi hal-hal besar yang dapat dapat membahayakan kelangsungan organisasi dan usaha.

Apa ini yang sedang terjadi dalam MKD?

Apakah kasus SN ini berpeluang berkembang lebih jauh dan menyeret ‘ikan besar’ lain?

Itu pertanyaan besarnya.

Drama berikutnya pun muncul, seperti penyesalan Sekretaris Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo dengan aksi Kahar Muzakin cs yang menurutnya tidak sesuai dengan sikap Partai yang ingin melanjutkan kasus tersebut di persidangan. Kemudian kita mendengar usulan wakil ketua MKD untuk menghadirkan Sudirman Said, menteri ESDM sebagai pelapor dan Presdir PT. Freeport dalam rapat MKD untuk memberi keterangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun