Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Filosofi Macet

23 April 2015   15:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1429790965352759833

Setiap petang tiba peradaban menoreh keangkuhannya di atas aspal jalanan,
melukis udara dengan karbonmonoksida dari mesin-mesin yang berjejalan.
Lajur one way jadi ajang kompetisi pemain dan penonton yang berlomba paling depan.
.
Mari nikmati dunia padat merayap
saling sikut, berkelit, menyalip.
Pasrah saja dengan polusi suara gara-gara gaduh klakson bernada E minor
atau puaskan mata dengan pemandangan tante menor di atas bentor.
Hentakan mesin-mesin mobil mewah dan mobil bekas ketok magic berkelahi dengan raungan mesin sepeda motor
mengisi setiap celah dengan sumpah serapah.
.
Bukankah rimba raya jalanan adalah akumulasi psikologi manusia yang mengagungkan peradabannya?
Egois
apatis,
sedikit pragmatis.
Traffic light akan menguji kejiwaan kita,
menganggap kemacetan sebagai salah satu pengalaman kurang manis
atau ikut mengerdilkan diri dengan turut menyalahkan dunia.
.
Sudah,
nikmati saja fenomena sore ini
seperti menyesap kopi hangat di pagi hari,
pahit memang, tapi rasanya selau dikangeni.

________________________________

gambar dari: facebook Pical Efron (dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun