Pical Gadi Nomor 57
-----
Kamis siang ini akan menjad momen yang istimewa. Istimewa, karena jika semuanya berjalan mulus, saya bisa menjadi cowok paling bahagia se-Indonesia Raya. Atau bisa juga sebaliknya.
Motor skuter matic saya parkirkan di depan rumah kontrakan Tisa. Tak lama kemudian saya mengetuk pintu depan rumah.
Tisa mengambil kontrakan secara patungan dengan dua kawan mahasiswi, sesama cewek Toraja. Rumahnya minimalis dengan hanya dua kamar tidur. Tapi lumayanlah untuk ukuran mahasiswa. Mereka malah lebih senang sekamar bertiga, sehingga kamar yang satu lagi digunakan jika ada sanak atau kawan mereka yang berkunjung dan harus menginap.
Pintu terbuka dan wajah manis seorang cewek mungil muncul di situ. Itu Febri.
"Loh, tidak kuliah, Feb?"
"Sebenarnya ada. Tapi mendadak kumat malasnya begitu lihat kak Tisa mau masak Kapurung.”
Saya tersenyum.
"Mulai berani bolos, ya."
"Sesekali tidak apa kan," gelak Febri. "Yuk masuk, Kak. Siapa tahu bisa bantu-bantu."