Di balik tabir awan mendung Desember, kamu masih menyimpan senyum termanis yang bisa diberikan seorang dewi.
Sayang, senyuman itu bukan untukku kali ini.
Kamu akan menebarkannya pada lautan dan pasir pesisir dari samudera hati seorang lelaki yang muncul di ujung pagi.
.
Dia akan menopang bahumu dengan tegar, menghapus setiap tetes elegimu dengan lembut dan bersamamu menyusur waktu dengan setia.
Dia akan menunjukkan bahasa kasih yang pada masa lalu tidak sempat aku lakukan dan akan menyingkap satu demi satu rahasia cinta yang mulia.
.
Aku tahu akan kemana perginya kisah cintamu dengannya.
Aku selalu memimpikannya sekalipun mata ragawi tertutup selamanya, sejelas aku melihatnya dengan mata jiwaku yang terbuka selamanya.
Dialah balasan doa yang aku panjatkan, yang dikirimkan Tuhan lewat jendela semesta.
.
Jangan biarkan bayangan beku hujan mengaburkan pandangan batinmu.
Dialah balasan doa yang selalu kamu panjatkan yang dikirimkan Tuhan untuk mengetuk kembali pintu hatimu. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H