[caption caption="Gambar dari halaman Facebook Fiksiana Community oleh Arista Devi"][/caption]
Tahukah kamu, jutaan orang sedang memperjuangkan cintanya saat ini? Mereka mungkin bertepuk sebelah tangan sepertiku, menanti saat terakhir sebelum mengungkapkan perasaannya, atau ditinggalkan sebelum dicintai… sepertiku. Tapi mereka tidak menyerah, sepertiku.
Entah dimana kamu, cintaku? Tinggalkanlah aku dalam penantian panjang dan sia-sia. Tapi jangan harap hari ini cintaku padam, seperti saat kamu meniup lilin ultah-mu yang ke-15.
Juga jangan harap aku akan berhenti berharap esok. Akan selalu ada namamu dalam bait-bait doaku. Esok, lusa dan setiap kali aku akan memejamkan mata. Namamu akan kuteriakkan ke awan-awan dan kusenandungkan pada semesta.
Campakkanlah aku bersama mimpi tentang matamu yang hangat dan senyum yang menebarkan surga pada duniaku. Tapi jangan harap hari ini mimpiku padam. Seperti saat kamu mematikan lampu kamar 18A tiga bulan lalu, malam pertama kalinya aku membiarkan tubuhku… disentuh lelaki. Pada malam tanpa purnama itu kamu mungkin sedang menertawai kebodohanku. Tapi biarlah… bukankah cinta dan kebodohan itu hanya masalah perspektif saja.
Dan setelah belasan bus berlalu, pesan singkatmu masuk. Aku seperti menemukan kehidupanku kembali setelah seharian ini aku tidak bisa menghubungimu.
“Maaf, Ra. Aku harus pergi. Tolong jangan ikuti aku lagi.”
Pedih, kuakui.
Tapi aku tidak akan pernah menyerah memperjuangkan cintaku… sampai kapanpun, seperti yang dilakukan jutaan orang saat ini.
______________________