Di ujung malam yang senyap, Badrun dan Omes nyaris terlelap. Untunglah nyamuk-nyamuk yang patroli di sekitar pos ronda sudah kebal dengan obat anti nyamuk bakar yang diletakkan di sudut pos. Jadi nyamuk-nyamuk itu masih bisa menjaga kesadaran mereka berada di level siaga 4. Biar kalau ada maling masuk kampung mereka masih bisa bergerak cepat.
Akhirnya setelah waktu menunjukkan pukul satu dini hari mereka pun memutuskan untuk bergantian tidur.
Tetapi sebelum itu keduanya larut dalam pembicaraan serius.
“Mes, menurut kamu bagaimana sih Pak Kades kita yang baru ini?” tanya Badrun sembari menepuk nyamuk yang tiba-tiba nangkring di jidat kawannya. Omes yang kaget setengah mati pun marah dan balas menepuk jidat Badrun… pakai sendal kulit.
“Apanya yang bagaimana?” sahut Omes ketus masih menyisakan amarahnya.
“Ya itu, menurut kamu dia itu bagus gak sih?”
Omes keheranan.
“Loh, kalau gak bagus warga pasti gak milih dia, Oon!”
“Ya, tapi….”
“Tapi apa?”
“Kamu gak jengkel apa, begitu Pak Kades naik tunjangan kita langsung diturunkan?”