Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bisikan Jam Sepuluh

3 Desember 2015   21:35 Diperbarui: 1 April 2017   08:47 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rintik hujan dari langit malam menari-nari, sesekali singgah di permukaan kaca jendela Janet. Dari balik selimutnya yang hangat Janet nampak ketakutan. Bukan karena tarian hujan itu, tapi karena gema bisikan-bisikan yang memenuhi kamarnya. Janet menangkap getar-getar jahat dari bisikan itu.

Janet sudah beberapa kali memberitahukan hal itu kepada Dad. Tapi jawaban Dad sama sekali tidak menolong. Dad berpikir Janet hanya sedang berhalusinasi karena merindukan mendiang Mom. Memang, belum sebulan ini Mom pergi meninggalkannya, Dad dan bibi Grace. Mom pergi karena sebuah kecelakaan tragis di depan gedung apartemen mereka.

Tadi saat jarum jam belum jauh meninggalkan angka sembilan, Dad datang mengecek putri semata wayangnya. Semua nampak normal.

“Lihat, semuanya baik-baik saja, bukan?” ucap Dad. Janet mengangkat bahunya. Malam ini dia nampak manis dengan balutan gaun tidur bernuansa pink.

“Lihatlah, gadis ayah sekarang sudah tumbuh besar. Tak lama lagi, kamu berusia 16 tahun, sayang. Mom pasti mendoakan kamu dari surga sana. jadi, kamu mulai harus belajar dewasa…,”

Janet mengangguk lalu memeluk Dad erat-erat. Dia suka aroma parfum Dad yang satu ini, yang selalu digunakannya setiap akan bepergian jauh.

“…apa ini artinya, Dad tetap akan ke Atlanta malam ini. Tak bisakah sesekali Dad membatalkan acara-acara perusahaan dan menemani aku sepanjang malam,” rengek Janet.

Dad tersenyum dan mengacak-acak rambut pirang Janet.

“…kita sudah membicarakan ini di meja makan, bukan? Pekerjaan Dad menumpuk selama masa berduka setelah kepergian Mom. Sekarang waktunya Dad bekerja seperti biasa.”

Janet mengangguk pasrah.

“…lagipula ada bibi Grace dan telepon Dad siap 24 jam sehari menerima kabarmu…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun