Cerita sebelumnya: [Basalto Terakhir] Rahasia Terkelam Basalto
----
“Kami tidak akan pergi sebelum mendapatkan benda-benda sialan itu!” sahut Ruby.
“Kami bersikeras karena kami peduli, Thores. Jika Guru masih hidup dia pasti akan melakukan hal yang sama,” sambung Emerald.
“Guru sudah tidak ada lagi, jadi jangan mencatut namanya! Lagipula, guru lebih mempercayai aku untuk mengurus padepokan ini dibanding salah satu dari kalian.” Nada suara Basalto semakin tinggi.
“Masih tidak mengertikah kamu, Thores? Guru tidak mau meninggalkanmu karena dia khawatir hal seperti ini akan terjadi… dan hari ini ketakutannya terbukti!” Nada Ruby juga terdengar semakin tidak ramah.
Mata Basalto berkilat-kilat menahan amarah mendengar itu.
“Ah, sudahlah, Kawan. Kamu ingin masalah ini selesai dengan mudah, bukan? Caranya memang mudah, berikan kepada kami emas hitam itu, lalu kami akan pamit baik-baik, percayalah.” Ametys angkat bicara.
“Pendirianku masih sama seperti pada awal pembicaraan kita tadi. Aku tidak akan memberikannya kepada kalian.”
Emerald tertunduk, lalu tiba-tiba sebuah pemikiran melintas di benaknya. Dia pun kembali menghardik Basalto.
“Katamu tadi tidak mengusik kami, Thores. Tapi bagaimana dengan kitab sihir yang diberikan oleh mendiang guru Shandong?”