Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Pengakuan Mengejutkan

29 Mei 2016   17:04 Diperbarui: 29 Mei 2016   17:56 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi gambar dari: seanopher.tumblr.com

Cerita sebelumnya: [Basalto Terakhir] Menyingkap Kutuk

-----

"Inilah yang aku maksudkan tadi, Kesha. Cobalah melihat dari sudut yang lain. Yang aku temukan ini adalah salah satu kekayaan kaum sihir. Ini adalah bagian dari sejarah kita." Basalto berusaha menenangkan Emerald yang terlihat berang.

"Cobalah untuk berpikir. Apa yang membuat generasi kaum sihir sebelumnya menyembunyikan kitab dan perkamen sihir hitam ini?" sahut Emerald.

"Sebaliknya, Kawan. Apa yang mereka pikirkan dahulu? Mengapa mereka menyembunyikannya, tidak memusnahkannya sekalian? Mengapa aku menemukan petunjuk lokasi penyimpanan emas hitam di ruang kerja Guru Shandong? Mengapa mendiang guru tidak memusnahkan saja peta itu agar tidak pernah ada orang yang bisa menemukannya lagi?"

Emerald kehabisan kata-kata sehingga hanya bisa menggeleng pasrah. Dia pun mendekat ke arah meja panjang tempat meletakkan perkamen dan kitab-kitab sihir tersebut. Aura sihir hitam yang dirasakannya membuatnya merinding berkali-kali.

"Thores, tidakkah kamu memikirkan apa yang bisa terjadi jika kekuatan jahat ini jatuh di tangan orang yang salah?"

"...maka tugas kita-lah memastikan itu tidak terjadi."

Emerald terdiam sejenak.

"Baiklah. Anggap saja kamu berhasil menjauhkan sihir hitam ini dari tangan yang salah. Lalu setelah itu, katakan, apa yang akan kamu lakukan dengan semua ini? Apa yang kamu rencanakan?"

Basalto berpikir beberapa saat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun