Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Jejak-jejak Sang Pencuri (2)

15 Mei 2016   22:04 Diperbarui: 15 Mei 2016   22:17 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari: equinox-universe.wikia.com

Cerita sebelumnya: [Basalto Terakhir] Jejak-jejak Sang Pencuri

------

Asap kuning yang semula memenuhinya permukaan guci sudah memudar, menyingkap pemandangan lain di belakangnya. Dengan kekuatannya kakek Dorbo mengubah permukaan air di dalam guci menjadi seperti cermin yang menampilkan peristiwa lintas dimensi dan lintas waktu.

Emerald dapat melihat samar-samar, terjadi pertarungan sihir yang sengit antara seorang penyihir berpakaian serba hitam dan salah satu prajurit di depan istana. Dia seperti melihat kembali pertarungan yang dimimpikannya belum lama ini. Hanya saja penglihatan itu semakin lama semakin buram, tertutup oleh semacam kabut berwarna hijau. Penglihatan itu berlangsung tanpa suara, jadi penampakan kabut itu benar-benar mengganggu konsentrasinya.

“Kamu bisa melihatnya?”

“Ya, Kek, hanya saja ada kabut hijau yang menghalangi mereka.”

“Ya. Itulah tabir sihir yang dipasang pencuri itu. Tabir sihir itu akan semakin pekat tapi cobalah untuk terus memerhatikan.”

Emerald pun tidak mengalihkan pandangannya sedetik pun ke dalam guci. Memang semakin lama kabut hijau yang nampak semakin pekat. Menghitung momentumnya, Emerald bisa menduga-duga saat ini pencuri telah berhasil mengalahkan prajurit dan sedang melarikan diri.

Kabut hijau tiba-tiba berpendar, seperti sedang menyembunyikan sebuah cahaya terang benderang di dalamnya. Sepertinya pada saat inilah pencuri itu membangun sebuah portal sihir untuk membantunya melarikan diri.

“Tahan…!” Kakek Dorbo meletakkan tangannya di atas permukaan guci. Bibirnya bergerak-gerak membacakan beberapa mantra pendek. Kabut hijau yang menutupi penglihatan mereka seperti bergerak lebih cepat, memutar dan memuntir ke segala arah, sehingga menyingkap sedikit celah-celah kosong di antaranya.

Mata Emerald membelalak. Nampak bayangan sebuah tongkat sihir yang terbuat dari perak disingkapkan kabut hijau. Hanya sesaat, lalu pemandangan itu ditelan kembali oleh kabut hijau yang terus bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun