[caption id="attachment_365310" align="aligncenter" width="480" caption="Penampilan Bertiga di Rising Star Indonesia 2 Oktober lalu. Gambar dari: risingstarindonesia.pathmotv.com"][/caption]
Rising Star Indonesia yang tayang di RCTI sudah memasuki babak final duel. Tadi malam saya pun sempat mengikuti tayangan tersebut walaupun hanya kuat nonton sampai duel kedua saja antara grup vokal Bertiga dan Mega Mauro.
Duel pembuka antara Satrio Lashkart dan Sonny Saragih berlangsung flat saja. Vote untuk mereka hanya berada di bawah 60%. Para ekspert yang terdiri dari Baby Romeo, Milane Fernandez, Judika dan Ahmad Dhani pun memberikan respon dingin dibarengi banyak kritikan.
Suasana panggung menghangat ketika duel kedua tampil. Duel diawali dengan penampilan Bertiga yang membawakan lagu lawas milik Michael Learn to Rock, That’s Why. Sekalipun lawas, lagu ini berhasil dinyanyikan dengan style baru. Teknik vokal dan harmonisasi yang apik oleh personil Bertiga membangkitkan animo para juri dan expert. Vote yang diperoleh pada angka sampai 79%. Dari empat expert kecuali Ahmad Dhani semua memberikan vote “yes”.
Berlawanan dengan ketiga rekannya yang memuji penampilan Bertiga, Dhani mengatakan lagu yang mereka bawakan tidak cocok untuk kompetisi. Cocoknya dinyanyikan di café sambil ngopi-ngopi bareng teman.
Mega Mauro yang jadi lawan duel Bertiga membawakan lagu Elvis Presley, It’s Now or Never dengan aransemen yang benar-benar baru. Beat yang menghentak, rada-rada disko, dengan tambahan sebait lagu Batak di tengah lagu. Penampilan mereka pun tidak kalah apiknya. Sehingga mampu menyedot vote dari juri dan expert sampai 81%. Keempat expert memberikan lampu hijau untuk penampilan mereka.
Selisih tipis 2% dari lawan duelnya membuat Bertiga mesti terdepak dari ajang pencarian bakat ini.
Saya pribadi cenderung menyukai penampilan Bertiga yang terasa lebih fresh dan dinamis walaupun mereka membawakan lagu ballad. Keuntungan membawakan lagu That’s Why adalah lagunya sudah cukup familiar di kuping pendengar. Tapi mengaransemen ulang lagu itu menjadi sebuah lagu yang terdengar current hits bukan perkara mudah. Dengan teknik vokal dan harmonisasi yang cantik dari tiga personil Bertiga, mendengar lagu mereka jadi serasa mendengar lagu grup vokal masa kini seperti One Direction. Masing-masing personil pun bisa memainkan bagiannya dengan baik. Dinamika lagu tertata dengan rapi. Mulai dari awal, klimaks dan antiklimas serta sejumlah improvisasi terdengar pas dan semuanya under control.
Mega Mauro sebenarnya juga mampu mengemas lagunya dengan cantik sehingga menghasilkan sensasi berbeda. Tapi hentakan lagu ditambah dengan suara sopran Mega yang powerfull membuat lagu tersebut sudah up sejak awal. Sehingga pada pertengahan lagu pendengar sudah “antiklimaks” karena tidak ada lagi permainan nada yang menggigit pendengarnya. Memang ada sedikit kejutan dengan dimasukkannya lirik salah satu lagu Batak yang cukup nge-blend dengan beat musiknya. Tapi sepertinya tidak begitu banyak membantu perolehan vote mereka.
Untunglah di detik-detik terakhir, Ahmad Dhani menekan tombol “yes” sehingga perolehan vote pun terangkat dan melampaui skor vote untuk Bertiga. Saat diwawancarai host, Boy William, Mega mengaku sudah deg-deg plas karena sekitar 10 detik terakhir perolehan vote mereka masih dibawah vote Bertiga.
Ahmad Dhani kembali mengeluarkan statement “ganjil” begitu ditanya mengapa memberi jawaban yes untuk Mega Mauro. Bukannya memberikan penilaian terhadap kelebihan Mega Mauro, Dhani malah berkata sebenarnya penampilan mereka malam ini kurang bagus dibanding penampilan kemarin-kemarin. Kata-kata “that was not good enough” sampai diulang dua kali. Dhani juga mengkritik Mega Mauro yang sudah tiga kali penampilan membawakan lagu oldies. Tapi dia tetap memberikan jawaban yes karena Bertiga tambil lebih buruk dari Mega Mauro. “Bertiga is worse than you…,” ucapnya.
Jawaban yang agak kurang nyambung menurut saya. Karena kalau memberikan penilaian berdasarkan perbandingan siapa yang lebih baik dan lebih buruk penampilannya, mestinya di duel pertama Dhani juga memberikan tanda “yes” pada salah satu kontestan. Nyatanya di duel pertama Dhani memberikan tanda “no” pada kedua kontestan baik, Satrio maupun Sonny.
Kalau Dhani berani mengeluarkan penilaian no pada Bertiga karena alasan lagu mereka hanya lagu sekelas music live di café dan tidak cocok untuk lagu kompetisi, mestinya ada statement yang lebih tajam dan detail mengapa memberi yes pada Mega Mauro.
Tapi yah begitulah… Yang expert kan mereka. Analisis mereka tentu jauh berbeda dengan penonton yang awam seperti saya. Tapi paling tidak saya merasa selera saya tidak jauh berbeda dengan selera para juri. Penilaian untuk Bertiga dan Mega Mauro hanya terpaut tipis, 79% versus 81%. Pada penampilan Bertiga, tiga expert yes dan satu no, sedangkan pada penampilan Mega Mauro keempat expert yes. Dalam hal ini suara Dhani sangat menentukan keberhasilan Mega Mauro. Jika Dhani juga no, kemungkinan besar Bertiga yang akan lolos ke babak berikutnya. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H