Senja ini
tirai hujan terbentuk dari kata-kata yang menguap dari peradaban sepanjang hari
lalu jadi awan mendung dan jatuh kembali
seperti kata-kata yang dibisikkan langit pada bumi.
Angin menari-nari di antara tirainya. Jalanan dan rerumputan basah.
Payung-payung terbuka satu-satu di atas trotoar
tapi tidak untuk sejoli yang terjebak di bawah halte yang sepi.
Keduanya beradu pandang
bagai melihat ujung labirin yang diciptakan kehidupan
di dalam netra masing-masing.
Mungkin saja
mereka saling jatuh cinta pada kehidupan sebelumnya.
Memadu kasih saat bunga-bunga bermekaran
dan hujan jatuh berderai-derai dari langit.
Mungkin saja kisah cinta mereka
seperti musim hujan yang bersua musim semi.
Sayangnya,
tidak ada yang tahu akhir kisah cinta tersebut.
Senja ini
tirai hujan terbentuk dari doa-doa yang dipanjatkan ke cakrawala
lalu jadi awan mendung dan jatuh kembali
seperti janji-janji yang dibisikkan langit pada bumi.
---
barombong, 27 januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI