Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angka-Angka Tidak Perlu Berbicara

21 November 2024   19:58 Diperbarui: 21 November 2024   20:37 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com-stevepb

Angka-angka dalam neraca dan laporan laba rugi berbicara satu sama lain. Awalnya dengan pelan, tapi semakin lama suara mereka meninggi. Lalu bukan hanya berbicara saja, mereka berseru, membentak, berteriak sambil menuding satu sama lain.

Kas dan setara kas berteriak ke piutang usaha, pinjaman jangka panjang menunjuk-nunjuk beban operasional. Beban operasional tidak terima lalu ikut berseru ke dana cadangan. Bahkan CSR yang biasanya kalem pun ikut dalam keributan itu. Tidak ada akun yang menerima dituduh menyembunyikan sebagian pendapatan perusahaan.

Mendadak keributan itu reda dan suasana hening kembali saat seorang auditor laki-laki bertubuh gempal membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. Parfumnya bau kayu cendana, seragamnya bau departemen milik negara, dan senyumnya bau kemenangan.

Melihat senyum itu, angka-angka saling menatap dan bertanya satu sama lain, "Apakah dia sudah menemukan jawabannya?"

Ya, tentu saja. Untuk mencari tahu di mana pendapatan yang hilang itu, dia sudah tidak butuh daftar buku besar, jurnal-jurnal, bukti-bukti transaksi, bahkan alat pendeteksi kebohongan. Dia hanya butuh deretan angka, nomor telepon mantan staf keuangan yang diberhentikan secara tidak hormat bulan lalu. Dan kini dia sudah mendapatkannya.

---

barombong, 21 november 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun