Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanaman Makan Pagar

8 November 2024   20:06 Diperbarui: 8 November 2024   21:46 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari nasional.kompas.com

Bagi mereka
suami yang membakar isterinya
bapak yang menjual anaknya
anak yang merampok bapaknya
orang yang frustasi karena terliling utang
orang yang bunuh diri karena frustasi
hanyalah efek samping yang rigid dan hampa.

Bagi mereka
urusan hidup dan mati seseorang
tidak lebih penting dari algoritma yang digunakan
untuk membuka dan menutup setiap portal
yang memberi dan tidak memberi upeti.
Tidak lebih penting
dari bandar mana yang harus mengalah dan menang hari ini.

Mestinya mereka menjadi pagar
yang menjaga tanaman agar tidak dimakan ternak nakal.
Yang terjadi justru sebaliknya.
Pagar bekerja sama dengan ternak nakal untuk
menggigit dan memangsa tanaman habis-habisan.

Tapi pada akhirnya
doa-doa tanaman didengar Tuhan
saat pagar yang tidak amanah itu
diganjar jeruji besi.
Mungkin ganjaran itu tidak cukup
dan tidak akan pernah cukup
sampai tanaman bisa balas memakan pagar.

---

barombong, 8 november 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun