Garuda petarung kita sedang belajar bertengger di cabang-cabang yang lebih tinggi. Belajar menantang angin yang lebih kencang di puncak-puncak pepohonan. Pun dia harus memahami jika hasil akhir sebuah pertarungan tidak harus selalu diterima secara harafiah. Bahkan seri pun bisa jadi sebuah kekalahan atau bahkan kemenangan.
Dia harus semakin prima di dalam arena dan semakin dewasa di luar arena. Sehingga angka-angka apapun yang terjadi setelah pertarungan paripurna, selalu bisa jadi inspirasi baru untuk bertengger lebih tinggi, bahkan jika injury time dimanipulasi dan wasit kehilangan neracanya.
Kita pun harus tumbuh bersama garuda. Setelah pertarungan paripurna, lakukan selebrasi secukupnya, curahkan air mata secukupnya, ajukan keberatan secukupnya. Seruput kopi dan atur strategi berikutnya. Jaga hati, pikiran, lisan dan jari-jemari agar tangan-tangan kita tetap bersih dan kokoh saat menjadi pijakan, pijakan garuda petarung yang ingin terbang tinggi melintasi cakrawala.
---
kota daeng, 11 oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H