Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rumah

18 September 2024   20:47 Diperbarui: 18 September 2024   20:48 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Mike Singleton dari Pixabay

Alangkah indah rumah yang dibangun dari iman, harapan dan cinta.
Rumah itu selalu dirindukan
selalu menjadi tujuan pulang
setelah mengembara ribuan mil jauhnya
untuk berkelahi dengan kerasnya kehidupan.

Rumah yang selalu menyajikan makanan dan minuman
dan menyiapkan tempat membaringkan kepala
untuk raga yang penat dan jiwa yang lelah.

Alangkah indah rumah yang dibangun dari iman, harapan dan cinta.
Rumah yang selalu dirindukan
setelah  mengembara ribuan mil jauhnya
untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.
Entah ketemu
atau malah tersesat di perjalanan
rumah itu selalu jadi alasan untuk pulang.

Dan bagian terbaik adalah
rumah itu tidak akan lapuk oleh hujan dan panas
selagi iman, harapan dan cinta
masih ada di sana,
di dalam hati para penghuninya.

---

barombong, 18 september 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun